Morowali,– Sepanjang Jalan Trans-Sulawesi dalam area Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, di sisi kanan dan kiri tepian jalan sering terlihat tumpukan sampah. Amrin, salah seorang warga Desa Labota, merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Pemandangan tak sedap itu, menurut Amrin, sudah terjadi sejak 2020.
Persoalan itu mengemuka dan menjadi buah pembicaraan puluhan warga dalam diskusi dan urun rembuk yang digelar di Balai Pelatihan Desa Labota, beberapa waktu lalu.
Dalam diskusi tersebut, diwarnai beragam pendapat demi mencari akar masalah sampah yang masih berceceran di permukiman warga Desa Labota. Ahmar selaku Kepala Desa Labota dalam pertemuan ini mengungkapkan, dari 12 desa di Kecamatan Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah, untuk Labota sendiri masih kesulitan menangani persoalan sampah. Padahal, kata dia, sosialisasi dan anjuran mengelola sampah untuk menjaga kebersihan telah diadakan beberapa kali.
“Kami siap untuk tuntaskan masalah sampah ini, setelah sosialisasi keempat hari ini,” kata Ahmar.
Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 yang bertema “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif”. Kegiatan ini dilaksanakan sepanjang 16–25 Februari 2024 yang meliputi edukasi pengolahan sampah kepada masyarakat desa dan sekolah di beberapa desa dalam Kecamatan Bahodopi, khususnya di Desa Labota dan Bahomakmur.
Pada Senin (19/2/2024) lalu, misalnya, PT IMIP memberikan edukasi bank sampah yang digelar di SD Negeri Fatufia. Sekolah lainnya yang menjadi lokasi edukasi bank sampah ialah SD Negeri Labota, SMK Al-Khairat, SMA Negeri 1 Bahodopi, SMP Negeri 4 Bahodopi, SD Negeri 4 Bahodopi, dan SD Negeri Labota.