Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.* *Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera
Musafir atau dalam suatu perjalanan dengan menjadi pejalan kaki saat ini menjadi suatu yang tidak biasa. Sebagian masyarakat memandangnya kolot, kampungan dan kental dengan nuansa tertinggal dan kuno sehingga seringkali hanya dianggap semata cara hidup orang di masa lalu. Bahkan dalam frekuensi besar, sebagian orang memandang cara hidup tersebut identik dengan orang yang disebut dengan gangguan atau mengalami sakit secara kejiwaan.
Tidak jarang terdapat orang yang antipati terhadap cara hidup ala musafir. Meski terdapat banyak keutamaan seperti kesehatan badan khususnya kesehatan tulang kaki, juga hemat secara ekonomi dan paling penting adalah cara yang mendekati Sunnah yaitu dengan berjalan kaki.
Menjadi musafir sejati sesungguhnya terdapat dari zaman ke zaman dan menjadi cara hidup sebagian orang dengan berbagai pertimbangan. Artinya, meski ada pandangan negatif, menjadi musafir memiliki keutamaan tersendiri yang tidak terdapat dengan cara hidup selain denganenjadi musafir.
Maka dari itu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan bagi siapa saja yang sedang menempuh suatu perjalan atau menjadi musafir, selain perihal kewajiban seperti waktu salat, atau berbuka, juga do’a ketika memasuki suatu kota atau desa. Selain pertimbangan mengikuti Sunnah Nabi, do’a berikut juga termasuk harapan akan kebaikan dari sisi Allah serta agar dijauhkan dari segala keburukan.