Dua Korban Dugaan TPPO Diterbangkan Dari Surabaya ke Palu

  • Whatsapp
Direktur LBH Sulteng, Julianer, SH bersama Tim PH dan sejumlah keluarga korban dugaan TPPO asal Kota Palu, diskusi evaluasi dan bedah kasus di Kantor LBH Sulteng, Palu. Foto: Kiriman Yahdi Basma

“Iya, dari sejak kami berangkat ke Jakarta 30 April 2024, lalu ke Surabaya, saya berhasil kabur dan dibantu Kak Yahdi Basma melalui temannya di Jakarta, balik tiba di Palu 11 Mei 2024. Jadi dua orang teman saya (SR dan RN) sampai hari ini, Senin 20 Mei 2024 masih berada di Surabaya,” ujar korban AR yang warga Talise, Kota Palu ini.

“Syukur alhamdulillah, katanya besok, Selasa 21 Mei 2024, mereka semoga bisa tiba di Palu, dari informasi di WAGrup yang saya ikuti,”  lanjut ibu muda kelahiran Talise tahun 1999 ini.

Sekaitan rencana pemulangan dua Perempuan asal Guntaran Donggala tersebut, Yahdi mengatakan, pesawat yang mengangkut ke dua Perempuan korban dugaan TPPO tersebut akan tiba di Palu sekitar pagi hari.

“Besok, Selasa,  21 Mei 2024 waktu dhuha, diperkirakan flight yang digunakan ke dua korban tersebut, landing di Bandara Mutiara SIS Aldjugri Palu, dari Bandara Juanda Surabaya,” kata mantan anggota DPRD Sulteng dari Fraksi Nasdem itu.

Direncanakan besok pagi, kata Yahdi, Tim Advokasi TPPO Sulteng bersama LBH Sulteng, SP Palu dan pihak BP3MI Kota Palu, turut menjemput 2 korban TPPO tersebut.

Tentu saja, harapan publik bahwa dengan kepulangan korban TPPO ini, proses hukum tetap harus ditegakkan. “Benar, harus diusut tuntas, apalagi kan memang ada Perpres 49 Tahun 2024 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Perlindungan TPPO di Indonesia. Regulasi jangan sekedar tumpukan lembaran kertas, namun harus berdiri tegak melindungi rakyat,” imbuh Yahdi.

Ke depan, tak boleh lagi ada korban-korban berikut nya. Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja ke luar negeri, harus benar-benar bekerja profesional berdasarkan ketentuan yang berlaku. ***

Berita terkait