Membaca Taktik Politik Seorang Petahana Pilgub Sulteng 2024: Slow But Sure

  • Whatsapp

JAKARTA,- Tak lama lagi kota bergelar daerah khusus ibukota akan pindah ke Ibukota negara Nusantara di Penajam Paser Utara Kalimantan Timur. Jejak jejak politik rotasi kepemimpinan 38 provinsi dan 500 lebih daerah kabupaten/kota penanda akhir menjelang 27 Nopember mendatang.

Dinamika politik lokal masih ditentukan kebijakan akhir elit partai politik nasional. B1 KWK nantilah yang akan dibawa ke penyelenggara Pilkada serentak. Otomatis, seluruh resource politik lokal sekarang kasak kusuk di Jakarta.

Sulawesi Tengah, akan mencari gubernur ke 16 di Pilkada 2024. Ada petahana, Rusdi Mastura. Ia akan ditantang sejumlah nama bakal calon. Ada Ahmad Ali, Waketum DPP Nasdem. Ada Anwar Hafid, Ketua DPD Demokrat Sulteng. Ada Hidayat Lamakarate, mantan birokrat dan pernah kalah di Pilgub 2020 dengan incumbent. Ada Irwan Lapatta, Bupati Kabupaten Sigi dua periode. Itu nama – nama yang menonjol dari tracking media dilakukan redaksi kurun Pebruari – Mei 2024.

Mengulik sepak terjang Rusdi Mastura sebelumnya banyak diragukan kalangan tak memperoleh tiket masuk KPU 25 – 27 Agustus mendatang. Karena sejumlah parpol merapat atau istilah yang viral digunakan diborong salah satu bakal calon. Bahkan bertebaran flyer yang dicurigai dibuat tim Balon bahwa Cudy, sapaan akrabnya hanya mendapat dua kursi saja dari Perindo. Padahal mesti 11 kursi berlebel B1 KWK dibawa konvoi ke KPU.

‘’Kita telah mengidentifikasi kampanye flyer yang mendistorsi kepercayaan publik ke Kak Cudy. Itu buatan seseorang pengurus partai politik yang mengusung bakal calon pesaing di Pilkada. Tapi kita biasa saja dijogetin saja,’’ kata tim juru bicara untuk Pilkada Rusdi Mastura, Andono Wibisono kepada media dua pekan lalu.

Berita terkait