Kita butuh sebuah kejernihan informasi walaupun saat ini ada ruang ruang politik menjelang Pilgub. Kritik dan sorotan dengan mengambil framing salah, mengakibatkan fatal dan menjadi bumerang.
Mestinya, adu gagasan. Adu program. Hajar program Cudy Ma’mun yang gagal. Tawarkan gagasan pembanding. Kerahkan sumber daya analis ekonomi, analis sumber daya alam, pertanian dan peternakan, atau resource lain untuk menyatakan bahwa dengan program saya nanti tidak butuh tiga tahun. Sebagaimana sukses Cudy Ma’mun. Itu asyik. Enak perdebatannya. Mencerahkan dan mendidik pemilih.
Seandainya, Ahmad Ali terpilih di Dapil Jakarta Timur di Pileg 2024 lalu, apakah akan sama niatnya bangga sebagai anak Sulteng berniat membangun daerah maju sebagai calon gubernur? Dapatkah, Dapil Jakarta Timur akan terus konsisten memperjuangkan Sulteng di kancah nasional? Apa iya? Yakinkan saya kalau saya ragu.
Terakhir, mengapa Ahmad Ali yang paling terang – terangan mengeritik pemerintahan Rusdi Mastura – Ma’mun Amir? Bukankah bakal calon gubernur tidak hanya dirinya. Ada pula Anwar Hafid. Ada Hidayat Lamakarate. Ada Irwan Lapata. Mari mencari garis merahnya. ***