Harga Batu Bara Kembali Merana, Ini Penyebabnya !

  • Whatsapp
Foto: Aktivitas pertambangan batubara milik Bayan Resources di Tabang/Pakar, Kalimantan, Jumat (17/11/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sebelumnya, permintaan batu bara di Eropa berpotensi menurun karena tumbuhnya permintaan energi baru terbarukan (EBT) dan stabilnya permintaan listrik di Eropa.

Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan permintaan batu bara Eropa diperkirakan turun 19% pada tahun ini ke rekor terendahnya.

“Menyusul penurunan besar konsumsi batu bara di Eropa pada 2023, kami memperkirakan Eropa akan menunjukkan penurunan signifikan lainnya pada tahun 2024,” kata IEA dalam pembaruan yang diterbitkan Rabu kemarin, menambahkan bahwa permintaan tahun lalu telah merosot hampir seperempatnya.

Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh upaya pengurangan emisi pada pembangkit listrik di Eropa dan munculnya energi terbarukan dikombinasikan dengan peningkatan kinerja nuklir, yang diperkirakan akan mempengaruhi permintaan batubara secara signifikan.

Dengan demikian, permintaan batu bara di kawasan tersebut kemungkinan akan menyusut tahun ini menjadi 287 juta ton, yang merupakan pertama kalinya dalam catatan IEA penurunannya berada di bawah 300 juta ton.

Pada April lalu, kelompok negara-negara G7 sepakat untuk menutup semua pembangkit listrik tenaga batu bara mereka pada tahun 2035. Namun banyak negara Eropa Barat, termasuk Jerman, sudah berupaya untuk menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap pada akhir dekade ini.

Sementara itu, produksi di pasar konsumen utama batu bara seperti India dan Cina telah meningkat secara signifikan.

“Kami memperkirakan konsumsi batu bara termal global akan turun sebesar 0,2% tahun-ke-tahun pada 2024, setelah menunjukkan pertumbuhan yang stagnan pada tahun 2023. Di sisi lain, kami memperkirakan produksi batu bara termal global akan tumbuh sebesar 3% tahun-ke-tahun pada tahun 2024, serupa dengan 3,1% tahun-ke-tahun pada tahun 2023. Bersama-sama, angka-angka ini akan mengarah pada surplus batu bara termal global yang lebih luas pada tahun 2024,” kata BMI, dikutip dari Engineering News.

Berita terkait