Sementara, pantauan tim media, tampak seluruh item pekerjaan berupa, rehabilitasi lima ruangan dan pembangunan sebuah toilet, dibiarkan mangkrak hingga akhirnya membuat pihak sekolah terpaksa mencari ruangan lain untuk digunakan bekerja.
“Ruangan yang direhab itu salah satunya adalah ruang guru, sekarang kami tidak bisa tempati lagi, karena dibiarkan begitu saja, terutama atap dan plafonnya belum selesai, ketika hujan bocor, ruangan penuh genangan,” tutur salah seorang guru yang tak mau disebut namanya.
Selain ruang guru, ada beberapa ruang lain yang tidak dapat digunakan lagi atas mangkraknya proyek rehabilitasi tersebut, diantaranya ruang praktek kejuruan, ruang kepala sekolah,sebuah mushollah serta toilet.
“Semua sarana itu, sebelumnya kami gunakan dengan baik, tapi setelah mengalami proses rehabilitasi, tidak diselesaikan, akhirnya tidak digunakan lagi. Tidak tau sampai kapan dibiarkan begitu,” tambah salah seorang guru lainnya.
Berdasakan data, terdapat 6 item pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab untuk diselesaikan oleh rekanan.
Di antaranya rehabilitasi ruang praktek, ruang guru, ruang kepala sekolah, toilet atau jamban beserta sanitasi, ruang ibadah (mushollah), serta bagun baru sebuah toilet lengkap dengan sanitasi.
Seluruh bangunan yang menjadi objek rehabilitasi tersebut pantuan amatan media ini, sebagian besar tidak dirampungkan pada bagian finising dinding atap maupun plafon.
Sumber: gNews.co.id