Hadiki menjelaskan bahwa ada 50 orang staf dan pasien rawat inap yang masih bertahan di rumah sakit. Staf yang merupakan warga lokal, menolak meninggalkan rumah sakit karena rumah mereka hancur.
Jika harus meninggalkan rumah sakit, mereka tidak tahu akan tinggal di mana. Militer Israel terus mengintimidasi mereka yang bertahan untuk segera meninggalkan rumah sakit.
“Mereka bertahan walaupun dari Israel melakukan ancaman dan memaksa ke luar dari rumah sakit. Israel memutus jalur logistik sehingga staf di dalam kelaparan,” ucapnya.
Adapun empat relawan MER-C berhasil dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia pada 7 Oktober 2024. Saat ini, mereka berada di Gaza Tengah dan membantu memberikan layanan medis di rumah sakit lapangan.
“Relawan kita dalam keadaan sehat dan kita saat ini ada di Gaza Tengah, di mana teror tidak sebanyak di Gaza Utara. Relawan kita juga membantu menyalurkan informasi ke Gaza Utara, kita memberikan advokasi, menyampaikan kondisi terkini ke berbagai pihak,” ujarnya. ***
Sumber: rri.co.id