PHE Lakukan Studi
PHE sendiri sudah mulai melakukan studi untuk memetakan berapa potensi hidrogen alam yang bisa diolah. Potensinya ditemukan di dua area pengembangan yang ada di Pulau Sulawesi.
Pertama di area pengembangan Poso-Ampana diperkirakan memiliki 482 triliun kaki kubik (TCF) gas hidrogen, kedua di area pengembangan Bahodopi diperkirakan memiliki 55 triliun kaki kubik gas hidrogen.
Di sisi lain, dari survei awal hidrogen alami di Sulawesi Tengah oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, ditemukan potensi hidrogen alami di Sulawesi Tengah yang memiliki sebaran batuan ultramafik yang paling luas di Indonesia. Badan Geologi pada tahun 2023 melakukan survei pendahuluan di daerah One Pute Jaya, Kabupaten Morowali, dan Tanjung Api, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah untuk mengidentifikasi adanya potensi hidrogen alami.
“Tidak seorangpun yang menyangka bahwa api abadi Tanjung Api yang telah dicatat oleh Belanda pada tahun 1869 dan lokasi pemandian air panas yang biasa dikunjungi untuk berwisata ini menyimpan bukti kemunculan hidrogen alami di permukaan,” papar Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi Edy Slamet dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM.
Menurut Edy, api abadi di Tanjung Api dan mata air panas di daerah One Pute memang terbukti mengandung gas hidrogen alami, sebesar +- 20-35 % dan +- 8,5%. Gelembung-gelembung gas yang muncul di bawah permukaan laut maupun kolam mata air adalah gas hidrogen yang berasal dari proses serpentinisasi yang terjadi di bawah permukaan bumi.
Diperkirakan, munculnya gas hidrogen ini berhubungan dengan adanya Patahan Balantak dan Patahan Matano, yang menjadi jalur migrasi gas ke permukaan. Fenomena inilah yang menyebabkan gas hidrogen keluar di Tanjung Api dan muncul bersama mata air panas One Pute.