SULTENG – Seorang pekerja di Kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Ali Imran, dilaporkan tewas setelah tertimpa besi berat di area konstruksi kawasan industri tersebut. Peristiwa tragis ini terjadi Rabu 10 Desember 2025 saat proses pemindahan material berat sedang berlangsung.
Kecelakaan kerja yang merenggut nyawa langsung menuai kecaman keras dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tengah. Sekretaris Komisi III, Muhammad Safri menyebut insiden ini adalah bukti nyata adanya kelalaian PT IMIP sebagai pengelola kawasan dalam menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi para pekerjanya.
“Lagi, dan lagi nyawa pekerja melayang di IMIP. Peristiwa ini menambah deretan catatan buruk pengelolaan K3 di kawasan tersebut,” ujar Safri dengan nada geram, Kamis (11/12/2025).
Safri menilai Kawasan IMIP kini telah berubah fungsi. Tempat yang seharusnya menjadi ruang aman dan ramah untuk mencari nafkah kini berubah menjadi ladang maut bagi pekerja yang bertarung nyawa.
Legislator PKB ini menegaskan bahwa insiden tersebut bukanlah sekadar musibah biasa. ‘’Ini bukan musibah, tetapi bukti nyata bahwa nyawa pekerja seolah tak ada nilainya di mata manajemen PT IMIP,” kecamnya.
Safri juga melontarkan kritik keras kepada pemerintah. Ia mengaku tak habis pikir dengan sikap pemerintah yang hanya diam tanpa menunjukkan ketegasan dan langkah nyata untuk menyelesaikan masalah keselamatan kerja yang terus berulang di IMIP.
“Peristiwa ini terus berulang tanpa ada penyelesaian yang jelas dan tegas. Pemerintah hanya diam tak berdaya dan tak bisa tegas terhadap IMIP,” kritiknya.
Mantan aktivis PMII ini lantas mendesak PT IMIP agar bertanggung jawab penuh atas insiden yang menewaskan Ali Imran.
Safri menekankan bahwa penanganan kasus ini tidak boleh berhenti pada pemberian santunan semata. Harus ada efek jera bagi PT IMIP agar kejadian tersebut tidak berulang.
“Penanganan kasus ini tidak cukup hanya dengan pemberian santunan dari perusahaan. Harus ada efek jera bagi IMIP sebagai pengelola kawasan agar tragedi serupa tidak terulang,” pungkasnya. ***









