Peninjauan ini dipimpin oleh Elon Musk bersama Departemen Efisiensi Pemerintahan (Doge). Akibatnya, ribuan kontrak pembangunan dibatalkan dan banyak pegawai USAID akhirnya kehilangan pekerjaan.
Hasil tinjauan menunjukkan bahwa AS telah resmi menghentikan sekitar 5.200 dari 6.200 program USAID. Rubio menyatakan bahwa 18% program yang tersisa akan dikelola lebih efektif di bawah Departemen Luar Negeri.
“Dalam konsultasi dengan Kongres, kami bermaksud agar 18 persen program yang tersisa dikelola lebih efektif di bawah Departemen Luar Negeri,” ujar Rubio. Ia juga berterima kasih kepada Doge dan staf Departemen Luar Negeri yang telah bekerja keras dalam mewujudkan reformasi ini.
Keputusan penghentian ini menuai kecaman dari Partai Demokrat serta berbagai organisasi kemanusiaan. Mereka menyebut penghentian ini sebagai tindakan ilegal dan telah mengajukan gugatan hukum.
Sebelumnya, USAID memiliki berbagai program penting, mulai dari pendeteksian kelaparan, vaksinasi polio, hingga dapur makanan darurat di zona konflik. Dampak penghentian program ini sudah terasa di beberapa negara.
Penghapusan besar-besaran program USAID menandai perubahan besar dalam kebijakan luar negeri AS. Kebijakan ini kini semakin berfokus pada kepentingan dalam negeri sesuai dengan prinsip “America First”. ***
Sumber: rri.co.id