editor senior : andono wibisono | laporan pagi
JAKARTA – Pagi ini, akhir Juli (31/2025) kita di Indonesia mengucapkan keprihatinan rasa duka yang dalam atas gempa Rusia, 8,6 SR. Semoga saudara kita di sana diberikan kekuatan dan kesabaran.
Pagi ini juga saya ingin mengabarkan bahwa Arab Saudi dan Perancis mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Yaitu mendesak negara – negara di dunia untuk segera mengakui Palestina sebagai negara (state). Konfrensi itu diselenggarakan di New York, 30 Juli 2025. Ada 14 negara sama – sama mengajak untuk segera akui Palestina.
Tujuan pengakuan yang utama menghentikan konflik di Palestina. Penderitaan perempuan, anak dan orang tua di sana. Kekurangan pangan, energi, obat obatan dan yang lebih utama adalah KEMERDEKAAN !
Dikutip dari Aljazeera, Menteri Luar Negeri Perancis Jean Noel Barrot dengan lantang bersama 14 negara lainnya di Barat mengajak negara – negara lain di dunia untuk segera mengakui Palestina. ‘’Kami mengajak untuk segera mengakui (Palestina) sebagai negara,’’ tulis Barrot.
Sebelum Barrot, sepekan lalu Perdana Menterinya Emmanuel Macron mengumumkan akan segera mengakui Palestina sebagai negara dan bangsa. State and nation. Israel dan Amerika Serikat langsung bereaksi.
Tak lama berselang, Trump, Presiden AS meminta Israel menghentikan penutupan blokade ke Gaza. Karena itu bukan propaganda tapi nyata penderitaan di sana. Mengapa baru sekarang Mr Trump?
Mengapa Macron dan Trump berubah melihat Palestina? Bukankah intelijen negara – negara Barat itu jauh lebih mengetahui peristiwa demi peristiwa di Gaza dan sekitarnya. Bahkan, bisa jadi sebelum peristiwa.
Kita ikuti kenyataan kabar gembira ini. Semoga tujuh halaman draft deklarasi 15 negara hasil konferensi internasional di PBB minggu ini – yang diselenggarakan oleh Arab Saudi dan Prancis sukses. Walau Amerika dan Israel protes alias memboikot. Ora patek’en !!
Atau, ini adalah prozi baru dunia Barat atas ‘Kerasnya Sikap’ Iran yang tak mau menawar dengan diplomasi yang berubah – ubah. Yang kini sudah menyiapkan seluruh pasukan dan peralatan perang serta bom yang siap kapan saja bila Israel dan Amerika memulai.
Tentu, negara negara Barat terus mengevaluasi. Arab Saudi pun kuatir. Perang di Timur Tengah akan berpengaruh di negeri minyak dan sekutunya.
Cara Iran, Pakistan, Hauthi setidaknya merubah peta perhitungan Barat dan sekutunya tentang penjajahan di Palestina. Sedangkan yang lain diplomasi ambigu. ***