EDITORIAL REDAKSI
KEDENGARANNYA Sepele bukan. Kan hanya mengendap. Bukan dana itu hilang? Tapi tahukah kamu, dana APBD yang mengendap dapat menyebabkan pembangunan macet dan Pemda diperiksa BPK RI.
Dana mengendap adalah uang APBD, uang rakyat yang sudah ditransfer dari pemerintah pusat ke provinsi, kabupaten/kota. Tujuannya, uang rakyat segera dibelanjakan sesuai program dan kegiatan yang direncanakan di APBD.
MENGAPA BISA MENGENDAP? Bisa saja karena perencanaan yang lemah, proses lelang yang lambat atau sengaja diparkir di bank bentuk deposito untuk mendapat bunga.
Padahal, uang itu harusnya sudah bekerja. Uang di sistem keuangan harus mengalir. Karena sudah disusun Skemanya di APBD. Uang itu mesti untuk bangun jalan, untuk UMKM, atau untuk membayar proyek proyek pembangunan rakyat.
Tapi karena dibiarkan ‘Mengendap’ maka yang terjadi adalah ekonomi jadi lesu, proyek tertunda dan bisa bisa dicurigai ‘mencuci uang APBD’ untuk kepentingan pribadi bunganya.
Wajar kalau Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegur daerah yang uangnya ‘tidur’ di bank – bank Himbara. Uangnya didepositokan di bank – bank dan berharap bunga deposit. Rakyat dibiarkan mengering dan menggelepar bagai ikan di Aquarium tanpa air.
Presiden Prabowo Subianto, sebelum bertolak ke Malaysia menghadiri KTT ASEAN kepada Menteri Purbaya, mengaku masih enggan mengembalikan TKD ke daerah. Ya itu, presiden mengetahui banyak Pemda yang belum taat soal penggunaan anggaran diprioritaskan ke rakyat. Hanya habis untuk Festival, Ulang Tahun daerah, Bayar Artis dan hura-hura tanpa dirasakan masyarakat lebih baik.
Ingat ! Uang rakyat harus berputar untuk rakyat. Uang rakyat harus kembali ke rakyat. Rakyat memiliki hak menagih kembali uangnya dalam bentuk pembangunan.
Karena rakyat telah membayar pajak. Beli BBM kena pajak, tiap tahun bayar pajak tanah dan rumahnya, makan kena pajak, merokok kena pajak. Bahkan tidur di hotel kena pajak.
Menurutmu, kenapa banyak dana dana daerah mengendap? Apa komentarmu? Silahkan sampaikan fakta – fakta di sekitarmu akibat perekonomian merayap? ***







