Catatan Pinggir | Gerakan Gali Gasa Kota Palu

  • Whatsapp
banner 728x90

Seorang pemimpin adalah seorang penjual harapan. — Napoleon Bonaparte —

SESUAI Instruksi Wali Kota Palu Nomor 660.2/387/HKM/2017, ditetapkan Gerakan Gali Gasa di seluruh wilayah Kota Palu. Sebuah gerakan budaya yang menginspirasi seluruh warga kota berbudaya bersih. Baik di lingkungan rumah, lingkungan usaha,  perhotelan, perkantoran dan lingkungan ruang publik.

Wali Kota berharap, dengan gerakan budaya bersih, warga sadar akan pentingnya kebersihan yang kini sangat dikenal kota masih jorok, kotor dan yang sangat minim adalah kesadaran akan kebersihan. Ia iri melihat perkembangan kota-kota di Sulawesi yang mulai bersih dan indah. Ia menyontohkan; Kota Manado dan Makassar yang menurutnya sudah mulai bersih.

Bersama Kepala Bappeda, Arfan dan Asisten II Imran, Wali Kota Hidayat di ruangannya (22/02) menjelaskan panjang lebar akan harapannya mewujudkan kebersihan Palu dengan sebuah gerakan budaya, Gali Gasa. Gerakan ini akan melibatkan semua warga, stake holder’s di wilayah Palu.

Gerakan ini akan dilakukan secara masif di sekolah-sekolah, instansi pemerintahan provinsi dan kota, perhotelan, perbankan dan dunia usaha.

Gerakan Gali Gasa, kata Hidayat bisa terwujud apabila semua elemen kekuatan kota bahu membahu secara bersama-sama dan masif menyuksesakan gerakan  ebudayaan kebersihan. Semua di mulai dari niat bersama, berbuat bersama dan saling terus mengevaluasi kekurangan kekurangan secara simultan. Tanpa tekad kuat, pemerintah tak dapat menghasilkan apa-apa.

Pemimpin yang dikenang sepanjang sejarah, adalah pemimpin yang monumental dan dapat dinikmati rakyat sepanjang masa. Pemimpin yang fokus akan satu tujuan. Dan biasanya (publik) mengukurnya dengan hal-hal fisik, nyata dan dapat dirasakan. Lihat saja; Soekarno monumentalnya adalah kemerdekaan !! lihat Abraham Lincoln – presiden Amerika Serikat, Patung Liberty dan demokratisasi, dan sejumlah pemimpin besar lainnya.

Di era politik sebagai industri; kepemimpinan yang spektakuler terobosannya dan fokus selalu menghiasi decak kagum warga dan penikmat media sosial. Tengok Wali Kota Bandung, Wali Kota Surabaya, Bupati Kabupaten Bantaeng, hingga yang terbaru adalah Gubernur NTB yang sukses lima tahun membangun swasembada pangan. Kuncinya fokus !!! komitmen dan Konsisten !!!

Memang disadari Palu saat ini komplek problematika kotanya. Dari soal parkir, transportasi publik, kebersihan, tata kotanya, penyelamatan aset kota, sampai pada tingginya angka pengangguran usia produktif, lemahnya komitmen pada UMKM/UKM dan IKM dan lainnya. Padahal, Kota Palu memiliki segudang potensi yang luar biasa. Luas wilayah, geografi dan sebagai jalur utama ekonomi tiga kabupaten dan dua kabupaten luar dari Sulbar.  

Saat ini, Kota Palu secara jujur masih jauh api dari pangang terkait kebersihan kotanya. Dapat lihat dari sejumlah postingan dan komentar di media sosial terkait keluhan tumpukan sampah, joroknya perkantoran dengan gulma dan rerumputan, tumpukan tanah dan pasir di sepanjang jalan-jalan sekitar trotoar serta lemahnya managemen pengelolaan sampah dalam kota.

Bila tahun 2017; dijadikan Wali Kota fokus dengan Gerakan Gali Gasa, maka harus diiringi dengan arah kebijakan, penjabaran ( break down) program dan kegiatan yang 75 persen ke arah sana. Dewan kota juga harus memahami arah kebijakan Wali Kota. Karena Visi Misi Pemkot itu juga Visi misi dewan sebagai satu kesatuan Pemerintahan Kota sesuai UU Nomor 23.

Begitu juga selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya. Tiap tahun harus fokus, komitmen dan konsisten. Tanpa itu, lima tahun tidaklah lama. Akan datang nanti sebuah kerja yang sporadis, hasilnya akan setengah-setengah dan jauh dari keberhasilan. Tabe Pak Wali…..***

Berita terkait