SEMPAT Bikin geger, rumah salah satu warga bernama Nursofa (40) alias ibu Opa atau Nufra, di Kelurahan Bantaya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parmout, ditemukan lubang yang mengeluarkan bau belerang dan berasap.
Menyikapi hal itu, Polsek Parigi memasang garis polisi (police line) di sekitar lubang yang berasap dan bau belerang itu. Nurfa menjelaskan, awal penemuan lubang mengeluarkan asap dan bau belerang itu ketika dirinya tengah membersihkan halaman rumahnya sekitar pukul 07.00 Wita. Saat sedang menyapu kata dia, ia tiba-tiba melihat asap yang keluar dari rerumputan di halaman rumahnya.
Namun, ia berpikir bahwa asap tersebut berasal dari puntung rokok dan dirinya berinisiatif untuk menyiramnya dengan air. Meski telah disiram, asap tersebut masih saja keluar dan ia pun memeriksa asal keluarnya asap itu. Setelah menemukan asal keluarnya asap tersebut, ia pun berusaha menggalinya hingga sedalam setengah meter.
“Namun, saya tidak menemukan bagian dasar keluarnya asap tersebut. Padahal, saya telah menyiramnya dengan air sebanyak dua ember,” ujarnya. Lanjut ia mengatakan, karena asap tersebut membuat dirinya muntah-muntah dan pusing, ia pun berpikir bahwa asal yang keluar itu berasal dari kerusakan listrik.
Pasalnya, lubang yang mengeluarkan asap dan bau belerang itu berada tepat pada tiang jaringan listrik, sehingga ia pun melaporkan hal itu kepada pihak PLN. Setelah dilakukan pemeriksaan pada tiang jaringan listrik, menurut pihak PLN bahwa hal itu bukanlah disebabkan terjadinya kerusakan pada jaringan listrik. Tapi, hal itu merupakan asap belerang yang keluar dari dalam tanah dan tidak bisa dihilangkan.
Setelah mengetahui bahwa itu merupakan asap belerang kata dia, warga pun mulai ramai melihatnya secara langsung. Sejak sore harinya, warga mulai geger dengan adanya lubang yang mengeluarkan asap dan bau belerang itu.
Bahkan, warga yang berasal dari luar Kota Parigi berbondong-bondong datang untuk menyaksikan secara langsung lubang yang mengeluarkan asap dan bau belerang itu. “Saya pun sempat mencoba merebus sebutir telur di lubang tersebut. Hasilnya pun, sebutir telur tersebut matang. Hanya saja, saya tetap khawatir karena sering mengalami muntah-muntah akibat mencium asap dan bau belerang tersebut. Meskipun, pihak kepolisian telah memasang garis Polisi di sekitar lubang tersebut,” katanya.
Sementara pernyataan Iwan Tungenge (54) sebagai kerabat dekat pemilik rumah mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara pihak PLN Cabang Parigi telah menemukan jika aliran listrik kerumah Ibu Opa sepertinya ada yang kosleting, sehingga jalur aliran listrik sempat dimatikan.
“Awalnya pemilik rumah ini kaget dengan ada asap yang keluar dari samping kiri rumahnya saat hujan turun. Beruntung ada salah seorang warga yang mencek keluarnya asap tersebut, dirasakan seperti ada aliran negatif listrik yang bersentuhan sehingga dilaporkan kepihak Polisi dan PLN” ujarnya.
Pasca diketahui orang, memang banyak yang datang kelokasi kata Iwan. Namun cerita orang bahwa di Kelurahan Bantaya seperti ada semburan gas dari dalam tanah itu tidak benar, jelasnya.
Sementara, Kapolsek Parigi Iptu H Muslimin saat dikonfirmasi koran ini membenarkan jika disalah satu rumah warga terlihat semburan asap dari sela-sela tiang listrik disebelah kiri rumah Ibu Opa. Itupun terlihat asapnya jika tanah tersebut dalam keadaan basah, jelas Kapolsek.
“Informasi keluarnya asap dari dalam tanah memang menjadi firal dimedsos kemarin. Namun yang jelas setelah pemeriksaan pihak PLN Cabang Parigi telah mendeteksi jika hasil asap dari sela-sela tiang listrik itu karena atap seng rumah Ibu Opa dengan tiang listrik bersentuhan. Makanya kami memberikan garis pengamannya saat kejadian” terang Kapolsek.
Kapolsek katakan, hebohnya rumah warga Parmout keluar asap dari tanah memang benar. Namun itu bukan yang berasal dari dalam tanah. Dipastikan semua telah terkendali karena pihak PLN Cabang Parigi langsung mengantisipasinya. Dan saat ini tidak lagi terlihat asap keluar dari sela-sela tiang listrik yang konon katanya berbau belerang itu, tutup Iptu H Muslimin. ***
Reporter/editor: steflin putong/fharadiba