KEPALA Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulawesi Tengah, Sampe Tuah, SH, memperingati pemerintah daerah baik Kabupaten/kota, dan provinsi serta penyedia jasa agar tidak main-main dengan proyek pemerintah daerah. Sebab yang mengawasi bukan hanya pihak kejaksaan saja tetapi ada pihak kepolisian, masyarakat dan media massa.
Katanya, banyak proyek pemerintah yang merugikan anggaran daerah yang hingga saat ini masih terus bergulir. Misalkan, di Kabupaten Sigi khususnya yang ditangani dinas Pekerjaan Umum (PU) yang merugikan anggaran daerah hingga Rp 9,4 miliar. Hal ini yang menjadi menjadi tantangan terberat Kajati untuk menuntaskan kasus Korupsi di sulteng Peringatan yang disampaikan oleh Kajati melalui pertemuan Coffee Morning yang di helat diruangan pertemuan Kajati Sulteng tersebut turut di hadiri Kapolda Sulteng Rudy Sufahriadi, Bupati Poso Darmin A Sigilimpu, beserta beberapa karyawan lainnya. “Jangan Main-main dengan proyek pemerintah, sebab banyak yang mengawasi gerak-gerik anda,” Jelas Kajati saat memandu acara tersebut. Rabu (5/04).
Katanya mereka telah bosan menindaki para pelaku koruptor diberbagai daerah khususnya di sulteng, namun tidak juga kapok dan masih terus di lakukan oleh orang yang sama. Pertemuan tersebut Kajati juga menyampaikan akan merubah strategi untuk menindaki para koruptor. “Mungkin kita akan mencoba cara baru untuk membuat pelaku ini kapok,” tambahnya.
Dirinya juga merasa resah dengan adanya kerugian negara yang setiap tahunnya meningkat. Dalam pertemuan Gubernur Sulteng, Longki Djanggola turut di undang untuk membicarakan skandal korupsi yang kian marak terjadi, sebab menurutnya jika Kajati sendiri yang tangani persoalan korupsi tentu agak kewalahan. “Tidak bisa hanya Kajati saja yang awasi kasus korupsi, harus semua stekholder,” tuturnya.
Katanya, bukan hanya kasus korupsi yang di Kabupaten Sigi saja yang sementara bergulir, tetapi masih banyak kasus yang saat ini dalam tahap penyelidikan. Olehnya Kajati berharap agar kasus-kasus yang sementara bergulir agar di perbaiki dan di jadikan pengalaman yang berharga.**
reporter: Dedi Rahmat Dai