BERDASARKAN HASIL Evaluasi yang dilakukan salah satu perusahaan milik investor asing saat mengalukan peninjauan kebutuhan sampah, dan lokasi tempat yang bakal dijadikan sebagai tempat pengoperasian sampah jadi listrik di Kabupaten Parmout belum lama ini, bahwa dalam pengelolaan tersebut investor asing meminta satu ton sampah setiap harinya.
“Peninjauannya sudah dilakukan beberapa waktu lalu, saya langsung yang
mendampingi investor asing tersebut, namun berdasarkan perhitungan sementara, sampah yang bisa dihasilkan perhari dari setiap Rumah Tangga (RT) hanya berkisar diangka 400 kubik, sementara permintaan investor minimal harus satu ton sampah atau seribu kubik perhari,” ungkap kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Effendy Badtjo yang ditemui Kaili Post diruang kerjanya, Senin (8/5).
Namun menurutnya, perhitungan 400 kubik perhari hanya untuk sampah yang diproduksi dalam eks kota Parigi. Jika, dihitung secara keseluruhan se
Kabupaten Parmout, maka dipastikan kebutuhan satu ton sampah perhari akan terpenuhi. ‘’Tetapi untuk pengiriman sampahnya yang harus menjadi pertimbangan lagi, sebab mobilisasi pengangkutan sampah dari Moutong ke Parigi membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga kami akan buat kajiannya lagi terkait pengangkutannya,” ujarnya.
Kata ia saat ini pasokan listrik sangat dibutuhkan, apalagi melihat listrik
area Parmout yang sering padam, sehingga jika wacana tersebut berhasil
terealisasi maka keuntungannya untuk masyarakat sendiri.
Adapun keuntungan untuk daerah, disampaikannya berdasarkan hitungan kontrak kerjasama selama 30 tahun, jika nantinya keberadaan perusahaan tersebut melebihi dari 30 tahun maka otomatis selanjutnya daerah yang akan melanjutkan dan mengelolah sendiri. **
reporter: Fharadiba