reporter/biro morowali: Bambang sumantri
SATU TRADISI Yang terus dijalankan warga Bungku untuk mengisi waktu-waktu senggang adalah Me’oti. Me’oti sendiri merupakan kegiatan mencari ikan dan jenis kerang-kerangan yang bisa dikonsumsi warga yang diyakini mengandung protein tinggi. Hampir setiap air surut di laut, puluhan bahkan bisa mencapai ratusan warga beramai-ramai mendatangi laut untuk melakukan aktifitas tersebut.
Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa tak ketinggalan berbondong-bondong turun ke laut mencari berbagai jenis kerang. Menurut salah seorang warga, Me’oti sudah sejak lama dijalankan oleh warga Bungku dan memiliki keunikan tersendiri, dimana warga yang datang ke pinggir laut bukan hanya yang tinggal di sekitar laut, namun dari desa lain pun turut serta.
Bahkan, untuk mencari hasil yang lebih banyak, ada beberapa orang yang harus jauh ke Kecamatan Bahodopi. Hasilnya untuk dimakan sendiri tapi ada juga yang menjualnya ke pasar dengan harga lumayan tinggi, mencapai Rp40.000,- per kilogramnya yang telah dikupas dari cangkangnya.
Biasanya, pada bulan suci Ramadhan, warga akan tetap turun mencari kerang sambil menunggu waktu berbuka puasa tiba, dan pada malam hari usai Shalat Tarawih, akan dilanjutkan dengan menombak ikan-ikan kecil di pinggiran laut untuk sekedar dikonsumsi. **