SEJUMLAH LSM geram mendengar pernyataan menteri perhubungan (Menhub) Republik Indonesia, yang mengatakan ratusan dermaga di perusahaan galian C di sulawesi tengah khususnya di wilayah teluk palu ilegal. Pasalnya sejumlah ormas tersebut saat ini sedang melakukan konsolidasi masa dan merampungkan data pelanggaran yang dilakukan sejumlah perusahaan yang melanggar tersebut.
Menurut dewan pembina pemuda lumbung informasi (Pemuda LIRA) Sulteng, Rizal Sugiarto, SH mengatakan sebagai salah satu lembaga yang menjadi lumbung informasi kami akan terus mengumpulkan data valid untuk mengusut tuntas pelanggaran yang sejumlah perusahaan itu lakukan, sebab bisa dipastikan jika itu ilegal maka pelabuhan tersebut rentan akan penyeludupan Narkoba dan barang lainnya. Kamis (11/5/2017)
“Saat ini kami terus berkordinasi dengan pengurus pusat Pemuda Lira yang ada di jakarta, untuk mengambil data perusahaan yang melanggar tersebut,” jelas Rizal. Dugaan dermaga ilegal yang disampaikan oleh Menhub RI beberapa waktu lalu merupakan kewenangan kementrian perhubungan olehnya izin dan dokumen pendukung lainnya ada pada Menhub RI.
Dari analisis yang mereka lakukan, LSM Pemuda Lira Sulteng terus melakukan koordinasi dengan pengurus pusat untuk mengambil data yang ada di Menhub tersebut. Jika data itu suda rampung, katanya mereka akan melakukan aksi demonstrasi di beberapa titik yang di anggap penting guna meminta pemerintah untuk segera menutup dermaga ilegal itu.
Bukan hanya itu. Mereka juga terus memantau dugaan pelanggaran pembagunan bandara Morowali, yang hingga saat ini kepala bandara mutiara Palu enggan untuk memberikan tanggapan terkait pembangunan bandara itu. Padahal pihak bandara mutiara diberikan kewenangan untuk menjadi PPK dan proyek pembangunan tersebut.
“Beberapa kali kami temui untuk meminta keterangan terkait dugaan pelanggaran pembangunan bandara morowali, namun kepala bandara selalu menghindar,” ujar Rizal. Mungkin Kabandara akan memberikan keterangan ketika sejumlah LSM akan memblokir jalan kebandara untuk menghentikan aktivitas bandara tambahnya.***
Reporter: Dedi Rahamat Dai