BPBD Gelar Sosialisasi, Warga Diminta Waspada

  • Whatsapp

MOROWALI,- BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar Sosialisasi Kesiapsiagaan, dalam rangka Menghadapi Bencana Di Kabupaten Morowali, Selasa (17/10/2017). Kegiatan dilaksanakan di Aula Hotel Metro Bumi Funuasingko, yang dibuka Asisten II, Harsono Lamusa dengan menghadirkan Wakapolsek Bungku Tengah, AKP Sugianto, perwakilan Koramil 1311-01 Bungku Tengah, dan para peserta yang terdiri dari kades/lurah, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM serta perwakilan OPD.

Sementara, dua pemateri adalah Kepala bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, Irfan A, dan Darwis. Sedangkan penjelasan awal dipaparkan oleh Kepala pelaksana BPBD Morowali, Nafsahu Salili.

Dalam sambutannya, Asisten II mengatakan bahwa sosialisasi tersebut merupakan hal penting untuk kesiagaan jika terjadi bencana, dan peserta khususnya Kades dan Lurah dapat mengikuti dengan serius sehingga pengetahuan yang dieroleh bisa disampaikan lagi kepada masyarakat.

Dikatakannya, Kabupaten Morowali sebagai daerah yang rawan bencana, utamanya masuk dalam jalur sesar Matano, dan juga bencana banjir maka sedini mungkin perlu dipersiakan untuk mengantisipasi pengurangan resiko bencana agar nantinya tidak jatuh banyak korban.

Irfan dalam materinya mengajak seluruh peserta sosialisasi dan seluruh masyarakat Morowali, agar lebih waspada terhadap bencana banjir bandang karena walaupun jarang datang, namun sangat merusak dan datangnya secara tiba-tiba, berbeda dengan banjir biasa.

Ada dua faktor penyebab bencana banjir, yang pertama adalah faktor manusia, yaitu perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti penggundulan hutan, usaha pertanian yang kurang tepat, perluasan kota, dan perubahan tata guna lainnya. Kawasan kumuh dan sampah drainase lahan, drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah bantaran banjir akan mengurangi kemampuan bantaran sungai dalam menampung debit air yang tinggi. Kerusakan bangunan pengendali air dan perencanaan sistim pengendalian banjir yang tidak tepat.

Faktor kedua kata Irfan adalah faktor alami, seperti pengaruh geografi fisik sungai antara lain bentuk, fungsi dan kemiringan DAS. Erosi dan sedimentasi di DAS berpengaruh pada kapasitas penampung sungai.

Selanjutnya yakni pengaruh air pasang laut yang memperlambat aliran sungai ke laut Pada waktu banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi, maka tinggi genangan atau banjir menjadi besar karena terjadi aliran balik. “Masyarakat harus siap siaga untuk mencegah serta menghadapi bencana yang kemungkinan bisa terjadi kapan saja agar korban bisa diminimalisir” tandasnya.**

Reporter/Biro Morowali: Bambang Sumantri

Berita terkait