Nasdem Tolak Politik Transaksional

  • Whatsapp
banner 728x90

KAILIPOST.COM,- SUMBER – PARTAI Nasdem tetap pada komitmennya menolak politik transaksi (mahar) pada pemilihan anggota legislatif tingkat daerah dan pusat, oemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden. “Nasdem hadir karena banyak alasan. Salah satu alasan yaitu karena kekuatan politik partai lemah dikarenakan faktor transaksional,” ungkap Bendahara Umum DPP Nasdem Ahmad M Ali di Palu, Kamis.

Menurut Ahmad M Ali, adanya budaya transaksional melemahkan partai politik yang berdampak terhadap menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap partai. Ia menegaskan Ketua Umum DPP Nasdem Surya Paloh telah berkomitmen untuk menolak politik dengan syarat mahar. Ini kemudian menjadi dasar dan alasan Nasdem hadir di kancah perpolitikan.

“Kalau Surya Paloh berada di partai politik lain dan kemudian mengampanyekan tanpa mahar, maka akan sulit diterima oleh masyarakat. Karena budaya transaksional telah tertanam di masyarakat. Maka Surya Paloh akan susah mengimplementasikan cita-cita idealis itu,” sebut Ka Mad, sapaan akrab Ahmad M Ali.

Selanjutnya, kata dia, jika ada partai lain yang mengampanyekan politik tanpa mahar, maka masyarakat sulit untuk mempercayai karena dinilai terlibat dalam praktek transaksional. Ia menguraikan survei yang dilakukan oleh internal Partai Nasdem mengapa sehingga ada korupsi, karena maharnya adalah mahar politik.

“Setiap anak negeri yang memiliki cita-cita, yang ingin membangun bangsa lewat jalur-jalur politik, selalu dibayang bayangi dengan tingginya mahar politik,” urainya.

Anggota Komisi VII DPR ini menduga untuk mendapatkan dukungan politik pada pemilihan seseorang harus membayar ratusan juta per kursi. Nasdem ingin melawan budaya ini. Nasdem memberikan ruang kepada semua anak negeri bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama.

“Nasdem selalu menjaga faktor integritas figur yang utama, siapapun dia, entah anak petani atau anak pegawai negeri bisa bergabung di Nasdem tanpa mahar apapun,” tegasnya. Hal ini untuk membasmi budaya korupsi, serta tidak memberikan beban kepada anak negeri sehingga dapat mengimplementasi cita-cita idealisnya.**

Sumber : Antaranews Sulteng 

Berita terkait