Hendro, Mantri Yang Dianggap Dokter Spesialis

  • Whatsapp
banner 728x90

 
Foto : Mantri Hendro/KP

Reporter/Poso:
Ishak Hakim
DWI HENDRO Riyanto Tikarso
yang kerap di sapa Yanto Pria (34) tahun ini, menggeluti profesinya sebagai
mantri kesehatan yang dianggap warga desa pedalaman Ampana sebagai dokter
spesialis beragam penyakit. Tugas Yanto di Kelurahan Dondo Barat Kecamatan
Ratolindo  Ampana ini  tergolong sangat berat. Dia harus melayani
warga di duabelas desa di wilayah pedalaman. Jarak antar desa pun hanya dapat
dilalui menggunakan katinting atau butuh waktu sekitar  2-3 jam. Jika ombak lautan besar, maka nyawa
menjadi taruhan.

Yanto  sudah bertugas sebagai mantri sejak 2007
silam. Statusnya masih tenaga kontrak dengan gaji pertama kontrak Rp 400 ribu /
bulan. Meski belum Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi kegigihan kerjanya tidak
menyurutkan langkahnya untuk selalu menjadi yang terbaik buat warga yang
membutuhkan pertolongan.

“Gaji
satu juta rupiah baru berjalan sekitar
setahun. Sebelumnya gaji saya
hanya 400
ribu
rupiah,” kata yanto saat
ditemui Kaili Post, Sabtu lalu (21/7/2018). Yanto kadang bertugas sendiri
menjadi tenaga kesehatan di dua belas desa. Letak dua belas desa yang menjadi
tugas Yanto ini terletak sangat jauh dengan Kota Ampana. Dari pusat kota,
menuju ke kampung itu butuh waktu sekitar dua jam. Tiba di Pelabuhan, untuk ke
Desa Baulu Kepulauan harus naik Ketinting dan butuh waktu berjam-jam.

Jalur  transportasi satu-satunya ke desa ini cuma
menggunakan ketinting. Jika cuaca buruk, maka masyarakat di sana harus menantang
maut untuk sampai. Di Katinting, tidak ada baju pelampung yang disediakan.

Selama
ini, Yanto selalu melayani warga yang membutuhkannya. Ayah yang mempunyai 5
orang anak ini setiap hari melakukan kewajibanya demi untuk menghidupi
keluarganya, terkadang ketika ia bertugas di Desa Baulu Kepulauan ketika cuaca
buruk yanto biasanya nginap dipulau itu. Meski demikian, Yanto tetap melayani
warga yang sakit dengan ikhlas.

Panggilan
tugas mengobati warga sering didapatinya kala malam menyapa. Warga yang
menderita berbagai penyakit kerap mendatanginya atau dia harus bergerak ke
rumah pasien. Sebagai seorang Mantri, tanggung jawab kesehatan warga di
duabelas desa adalah tanggung jawab Yanto.

Pria
lulusan Akper di Landangan Kabupaten Poso ini berkisah, beragam penyakit di
desa pernah ditanganinya. Jika kondisi pasien sudah terlalu parah, biasanya
langsung dirujuk ke pusat kecamatan atau langsung dibawa ke Ampana. Perjalanan
yang ditempuh memang tidak mudah. Pasien harus dibaringkan dalam Kapal
penyebrangan kemudian dibawa turun menyusuri lautan.

Sementara
untuk penyakit ringan, langsung ditangani Yanto dengan stok obat tersedia. Biasanya
ada warga di sana yang sakit “ Kurang Mampu” 
meminta pertolongan, tanpa pikir panjang Yanto langsung bergegas
menjenguk si pesakit lalu diobatinya. Tapi ada juga pasien – pasiennya kerap
minta disuntik meski harus mengeluarkan biaya puluhan ribu.

“Sekali
suntik itu Rp 40 ribu. Dalam sehari kadang dapat pasien 2 atau 3 orang bahkan
lebih. Terkadang juga ada keluarga yang kurang mampu ingin berobat, saya
berikan pengobatan gratis untuk mereka. Karena mereka juga manusia yang ingin
sembuh,” sahut yanto.

Selain
mengobati beragam penyakit, Yanto juga kerap membantu warga pedalaman untuk
melakukan Khitanan masal.
 


Selain tugas dan tanggung jawab saya sebagai seorang Mantri, ini adalah salah
satu bakti sosial yang bisa saya lakukan dan mungkin juga ini adalah salah satu
amal ibadah yang bisa saya kerjakan dengan penuh keikhlasan,” ungkap ayah lima
anak ini. **

Berita terkait