Reporter: Bambang Sumantri
|
KOMANDO Operasi Angkatan Udara (Koopsau) II yang bermarkas di Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar Latihan Survival Tempur Koopsau II bersandi Wanatirta Yudha Tahun 2019 di kawasan hutan sekitar Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali.
Pelatihan itu diikuti oleh 90 prajurit TNI AU yang merupakan para pilot pesawat tempur, pilot pesawat angkut seperti Hercules dan pilot helicopter beserta sejumlah kru, berlangsung selama dua hari.
Menurut Panglima Koopsau II, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi, dipilihnya Kabupaten Morowali atau tepatnya Kecamatan Bahodopi karena sesuai hasil pengamatan dan peninjauan yang dilakukan pihaknya, kawasan hutan di area itu sangat memenuhi persyaratan untuk digelarnya pelatihan survival.
“Kondisi hutan dan bentang alam di Bahodopi yang lembab dan panas akan betul-betul menguras tenaga dan daya tahan para pilot yang mengikuti pelatihan ini. Hal ini juga sekaligus menguji ketenangan psikis dan berpikir mereka,” katanya usai pembukaan kegiatan pelatihan tersebut di bandara khusus milik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kecamatan Bahodopi, Selasa (19/3/2019).
Menurut Panglima, tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan bekal kemampuan khusus bagi para awak pesawat dalam menghadapi situasi darurat, baik di darat maupun di air dikarenakan pesawat yang diawakinya mengalami accident (kecelakaan) di daerah musuh.
“Ini juga sekaligus untuk melatih dan menguji kemampuan fisik dan mental awak pesawat agar mampu survive menghadapi situasi darurat di daerah operasi, sampai dengan mendapatkan dukungan dan pertolongan melalui evakuasi udara,” katanya.
Panglima mengatakan penggunaan bandara khusus milik PT IMIP sebagai basecamp kegiatan Latihan Survival Tempur Koopsau II Wanatirta Yudha tahun 2019 adalah selain dekat dengan lokasi latihan juga untuk memudahkan distribusi dan bongkar muat logistik serta pergerakan pasukan.
Ia juga mengatakan latihan itu juga sebagai persiapan untuk penempatan satu detasemen TNI AU di Kabupaten Morowali. Keberadaan satu detasemen itu, kata Panglima, adalah untuk mendukung PT IMIP yang berstatus sebagai obyek vital nasional.
“Kami berterima kasih kepada pihak PT IMIP yang meminjamkan area bandara khususnya dan memberikan dukungan atas kegiatan ini” ujarnya.
Terkait penggunaan bandara oleh pihak TNI AU, Managing Director PT IMIP Hamid Mina mengatakan pihaknya sangat mendukung kegiatan tersebut. Apalagi tujuan kegiatan itu adalah untuk melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Sepanjang untuk kepentingan NKRI, kami mendukung penuh. Apa yang bisa kami bantu, akan diberikan,” katanya.**