Sumber: Humpro Sulteng
|
SAAT Ini peserta didik kita didominasi generasi z yang terlahir di era
digital dan pesatnya teknologi. Mereka lebih mudah dan cepat menyerap teknologi
terbaru. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh sekolah dan para guru untuk menerapkan
pendidikan berbasis teknologi digital.
digital dan pesatnya teknologi. Mereka lebih mudah dan cepat menyerap teknologi
terbaru. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh sekolah dan para guru untuk menerapkan
pendidikan berbasis teknologi digital.
Demikian antara lain amanat Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy yang
dibacakan Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, saat menjadi Inspektur upacara
peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019 dirangkaikan Hari Kartini,
di Lapangan Sintuwu Maroso, Kabupaten Poso, aKamis (2/5).
dibacakan Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, saat menjadi Inspektur upacara
peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019 dirangkaikan Hari Kartini,
di Lapangan Sintuwu Maroso, Kabupaten Poso, aKamis (2/5).
Pendidikan berbasis teknologi digital, dapat disentuh dengan budaya
Indonesia. Dimana budaya itu melalui Tri Pusat Pendidikan: keluarga, sekolah,
dan Masyarakat.
Indonesia. Dimana budaya itu melalui Tri Pusat Pendidikan: keluarga, sekolah,
dan Masyarakat.
“Penguatan karakter anak, juga ditopang dengan hadirnya UU nomor 24
tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan.
Saat ini, peserta didik harus ditanamkan kecintaan dan kebanggaan pada
simbol-simbol negara itu. Agar mampu membentuk generasi yang kuat,” katanya.
tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan.
Saat ini, peserta didik harus ditanamkan kecintaan dan kebanggaan pada
simbol-simbol negara itu. Agar mampu membentuk generasi yang kuat,” katanya.
Selain itu, Hardiknas 2019 ini mengangkat tema, “menguatkan pendidikan,
memajukan kebudayaan.” Dimana tema ini, mencerminkan pesan penting Ki Hajar
Dewantara, terkait hubungan erat pendidikan dan kebudayaan. Hubungan itu dalam
menciptakan ekosistem pendidikan yang syarat nilai dan pengalaman kebudayaan.
memajukan kebudayaan.” Dimana tema ini, mencerminkan pesan penting Ki Hajar
Dewantara, terkait hubungan erat pendidikan dan kebudayaan. Hubungan itu dalam
menciptakan ekosistem pendidikan yang syarat nilai dan pengalaman kebudayaan.
“Kecukupan infrastruktur, adalah prasyarat untuk menjadi negara maju.
Sebab, tidak ada satupun negara maju tanpa didukung infrastruktur yang cukup,”
ujar Longki.
Sebab, tidak ada satupun negara maju tanpa didukung infrastruktur yang cukup,”
ujar Longki.
Lebih jauh dia menjelaskan, anggaran pendidikan, sekitar 63 persen
dikelola daerah. Oleh karena itu, perlu diingatkan terus-menerus agar daerah
mengambil peran yang lebih aktif dalam memanfaatkan dana APBN. Baik melalui
Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) .
dikelola daerah. Oleh karena itu, perlu diingatkan terus-menerus agar daerah
mengambil peran yang lebih aktif dalam memanfaatkan dana APBN. Baik melalui
Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) .
Dalam konteks ini, pembangunan pendidikan dan kebudayaan dalam rangka
penguatan sumberdaya manusia yang berkualitas, akan berjalan secara optimal.
Manakala pemerintah daerah dan segenap pemangku kepentingan yang ada, proaktif
dan lebih aktif dalam mendorong kemajuan dunia pendidikan dan kebudayaan.
penguatan sumberdaya manusia yang berkualitas, akan berjalan secara optimal.
Manakala pemerintah daerah dan segenap pemangku kepentingan yang ada, proaktif
dan lebih aktif dalam mendorong kemajuan dunia pendidikan dan kebudayaan.
Usai pelaksanaan upacara, Longki didampingi Kepala Dinas Pendidikan,
Bupati Poso, Unsur Forkopimda Kabupaten Poso, meninjau stan pameran kerajinan
SMU dan SMK.**
Bupati Poso, Unsur Forkopimda Kabupaten Poso, meninjau stan pameran kerajinan
SMU dan SMK.**