People Power

  • Whatsapp

oleh: Andono Wibisono
DUA Pekan
ini ‘persaingan’ narasi politik kontemporer nasional diramaikan dengan dua suku
kata yang mengagitasi ketakutan.
Ada
pihak yang mempersepsikan kekuatan rakyat atau people power sebagai jalan 
terbaik utk carut marut Pemilu 2019. Di lain pihak, pihak
yang anti dengan ‘gertakan’ kekuatan rakyat membangun stigma seolah-olah
kekuatan rakyat salah dan akan dilawan dengan kekuatan lain.
Pemilu itu kekuatan rakyat yang ingin menentukan pemimpinnya
dalam tiap rotasi kepemimpinan nasional.
People power pula itu, karena diatur dalam ritme konstitusi.
Revolusi kebangsaan Indonesia ratusan tahun bergerak melawan
penjajah dari Aceh, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan bahkan hingga NTB dan NTT
kata lain dr kekuatan rakyat (people
power).
21 tahun lalu bangsa Indonesia pun melakukan people power –
reformasi hingga mundurnya Presiden Soeharto yang berkuasa 32 tahun.
People power, kini kembali nyaring senyaring perdebatan polemik
panjang rekapitulasi Situng KPU, QC & RC di Pemilu 2019. Pendapat, opini
dan polemik menggiring pada pro dan kontra soal konotatif people power.
Yang kontra menyebut kekuatan rakyat yang dikampanyekan adalah
upaya tidak legowo pada QC dan Situng KPU, anti Indonesia, kalah pemilu dan seterusnya.
Demikian sebaliknya yang melihat kekuatan rakyat alias people
power sebagai kekuatan terakhir atas jalannya pemerintahan, maraknya kecurangan
pemilu, membengkaknya hutang negara, ekonomi tumbuh stagnan 5 % dan lain-lain.
Power pointxnya adalah; ketakutan dengan diksi ‘people power’ –
mereka ahistoris dengan bangsanya sendiri. Indonesia ada karena kekuatan
pejuang melakukan revolusi pada penjajah. Reformasi berdiri pun karena people
power, rakyat, buruh, mahasiswa dan segenap rakyat. Indonesia dibangun dari
perjuangan panjang revolusi, kata Soekarno.
Mengapa insomnia dengan people power? Mengapa lupa belajar di
kampus hingga bergelar di belakang nama Anda?
Kekuatan Rakyat atau daulah rakyat itu nilai keempat Pancasila.
Dasar negara RI itu jelas ! Kekuasaan itu pada daulah rakyat ! Bukan daulah
kekuasaan !
Marilah terus merawat sejarah bangsa ini. Karena Indonesia
adalah negara bangsa. Kebangsaannya dulu merdeka dan setelah itu negaranya.
Kita bukan Amerika ! Negara dulu merdeka baru memerdekakan kebangsaannya.
Cara merawat Indonesia jangan sesekali merobek-robek kebangsaannya.
Hargai nilai nilai bangsanya yang di dalamnya ada Agama, ada Suku dan ada Golongan.
Bila itu sudah tidak Anda nilai, Anda telah berusaha menolak Indonesia !!!**

Berita terkait