Ilustrasi kapal tenggelam |
Kapal KM Lintas Timur yang membawa 20 penumpang dan awak
kapal, pada Selasa (4/6/20919) tenggelam di perairan Banggai Laut (Balut),
Sulawesi Tengah. Hingga kini, proses pencarian para penumpang masih
berlangsung.
kapal, pada Selasa (4/6/20919) tenggelam di perairan Banggai Laut (Balut),
Sulawesi Tengah. Hingga kini, proses pencarian para penumpang masih
berlangsung.
Berdasarkan keterangan korban selamat atas nama Yacob, Kepala
Basarnas Palu, Basrano kepada jurnalis, Kamis (6/6/2019) mengungkapkan
kronologis kejadian tenggelamnya kapal tersebut.
Basarnas Palu, Basrano kepada jurnalis, Kamis (6/6/2019) mengungkapkan
kronologis kejadian tenggelamnya kapal tersebut.
Kejadian itu berawal saat kapal Lintas Timur pada 28 Mei
pukul 08.00 Wita, berangkat dari Bitung, Sulawesi Utara menuju pelabuhan Perusahaan
IMIP Morowali, Sulteng.
pukul 08.00 Wita, berangkat dari Bitung, Sulawesi Utara menuju pelabuhan Perusahaan
IMIP Morowali, Sulteng.
Pada 30 Mei sekitar pukul 09.00 Wita kapal tersebut
melintas di depan Pulau Taliabu. Pada 1 Juni pukul 12.00 Wita kapal mengalami
trouble pada motor lampu, sehingga kapal tersebut berhenti untuk
memperbaikinya.
melintas di depan Pulau Taliabu. Pada 1 Juni pukul 12.00 Wita kapal mengalami
trouble pada motor lampu, sehingga kapal tersebut berhenti untuk
memperbaikinya.
Perbaikan memakan dua jam. Kemudian kapal kembali
berlayar menuju ke Morowali dengan kondisi kapal sedikit miring.
berlayar menuju ke Morowali dengan kondisi kapal sedikit miring.
Pada pukul 16.00 kapal trouble kembali dan kapal semakin
miring dikarenakan air laut sudah masuk ke lambung kapal.
miring dikarenakan air laut sudah masuk ke lambung kapal.
Saat itu juga kapten kapal langsung menginstruksikan ke
semua penumpang untuk meninggalkan kapal. “Jumlah penumpang 18 orang.
Semua menggunakan pelampung. Mereka semua membentuk lingkaran dan saling
berpegangan,” katanya.
semua penumpang untuk meninggalkan kapal. “Jumlah penumpang 18 orang.
Semua menggunakan pelampung. Mereka semua membentuk lingkaran dan saling
berpegangan,” katanya.
Selanjutnya pada 2 Juni pada pukul 05.30 Wita, enam
orang penumpang memutuskan untuk berusaha berenang ke arah daratan Banggai.
orang penumpang memutuskan untuk berusaha berenang ke arah daratan Banggai.
Pada pukul 20.00 satu orang mengalami kelelahan dan
meninggal dunia. Kemudian kelima orang tersebut meninggalkan korban tersebut
dan mereka mencoba berenang lagi.
meninggal dunia. Kemudian kelima orang tersebut meninggalkan korban tersebut
dan mereka mencoba berenang lagi.
Pada 3 Juni pukul 02.00 satu orang lagi meninggal dunia.
Pada pukul 05.00 kembali satu orang lagi meninggal dunia karena kelelahan.
Pada pukul 05.00 kembali satu orang lagi meninggal dunia karena kelelahan.
Kemudian ketiga orang tersebut mencoba berenang lagi.
Pada sekira pukul 03.00 salah satu mereka terpisah.
Pada sekira pukul 03.00 salah satu mereka terpisah.
“Tersisa dua orang lagi yang mencoba bertahan dengan
berenang lagi,” kata Basrano mengutip keterangan dari Yacob, penumpang yang
selamat.
berenang lagi,” kata Basrano mengutip keterangan dari Yacob, penumpang yang
selamat.
Pada 4 Juni pukul 05.30 Wita, satu orang lagi terpisah
bernama Jefri dan tinggal satu orang yaitu Yacob.
bernama Jefri dan tinggal satu orang yaitu Yacob.
Yacob mencoba bertahan dengan berenang mengejar batang
pohon, dan ia mengapung bersama batang pohon tersebut.
pohon, dan ia mengapung bersama batang pohon tersebut.
Pada pukul 14.00 Wita ada kapal India yang lewat dan
saksi korban Yacob dievakuasi ke kapal tersebut. Kapal India tersebut
menghubungi kapal lain yang terdekat untuk meminta mengevakuasi korban Yacob ke
darat.
saksi korban Yacob dievakuasi ke kapal tersebut. Kapal India tersebut
menghubungi kapal lain yang terdekat untuk meminta mengevakuasi korban Yacob ke
darat.
Pada pukul 16.00 kapal LNG tiba dengan mengevakuasi
korban Yacob ke perusahaannya di Batui dan telah dirujuk ke RSUD Luwuk.**
korban Yacob ke perusahaannya di Batui dan telah dirujuk ke RSUD Luwuk.**