Mahasiswa Morowali Gelar Aksi Damai, Kapolres Morowali Suguhkan Makan Siang

  • Whatsapp
banner 728x90

Ratusan mahasiswa Morowali gabungan dari Untad II dan Politekhnik Industri Logam, menggelar aksi unjuk rasa di kantor DPRD Morowali Desa Bahoruru Kecamatan Bungku Tengah, Kamis (26/9/2019).

Unras yang dipimpin oleh Korlap Untad II Erik Sandi, Korlap Poli Tekhnik Abdul Rasak tersebut diterima oleh Wakil Ketua II DPRD Morowali, Asgar  Ali didampingi beberapa anggota antara lain Aksa Ishak (Demokrat), Subhan Mattorang (Hanura), Daeng Passolong (PKB), Putra Bonewa (Perindo), dan Sumardin M (NasDem).

Dalam aksinya, para mahasiswa menyampaikan beberapa tuntutan, yakni Menolak Revisi UU KPK Nomor 30 Tahun 2002, Menolak RUU KUHP, dan percepat jalan Kampus PSDKU Untad Morowali.

Usai berorasi, massa aksi kemudian diterima di dalam ruang rapat kantor DPRD untuk berdiskusi, yang dipimpin oleh Wakil Ketua II DPRD Morowali, Asgar Ali. “Dalam aksi ini saya harapkan jangan ada kericuhan, saya yakin aksi ini adalah aksi damai yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Morowali dalam rangka menyampaikan aspirasi masyarakat, dalam beberapa hari ini, banyak berita-berita tentang aksi demo dalam menolak revisi UU KPK, yang akan kita bahas pada hari ini” jelasnya.

Sementara, Erik Sandi kembali menjelaskan tuntutan para mahasiswa. “Kami menolak RUU KPK yang baru saja disahkan dan menyarankan agar dilakukan peninjauan kembali, kami juga menolak RUU KUHP dengan pasal-pasal kontroversial, menolak RUU Pertanahan dan RUU lainnya yang tidak pro terhadap kepentingan rakyat, mendesak DPRD Morowali agar mengambil sikap yang sama dengan sikap mahasiswa terkait point 1, 2 dan 3 serta meneruskan pernyataan sikap ini pada tingkatan selanjutnya untuk ditindak lanjuti, mendesak DPRD Kabupaten Morowali, agar memberikan porsi anggaran untuk pengaspalan jalan menuju kampus PSDKU Untad Morowali” ujarnya.

Sedangkan Perwakilan dari Stikes, Ani menyampaikan mengenai masalah kenaikan BPJS yang membuat masyarakat jadi risau, dikarenakan dominan masyarakat mengunakan kartu BPJS.

Menanggapi tuntutan mahasiswa, Asgar Ali menyampaikan bahwa RUU KPK momentumnya kurang tepat untuk direvisi, apalagi banyaknya aksi-aksi yang menolak RUU KPK yang membuat DPR-RI menunda pengesahan RUU KPK.

“Untuk tuntutan adik-adik akan saya sampaikan kepada tingkat atas melalui tahapan-tahapan sesuai prosedur yang berlaku, UU yang saat ini berlaku di Indonesia adalah UU zaman Belanda sehingga kemungkinan harus adanya UU baru sesuai zamannya, untuk masalah pendidikan saya rasa Pemerintah Kabupaten Morowali sudah sangat serius memperhatikan dengan membuat gedung baru untuk perkuliahan, untuk akses jalan menuju kampus kami akan mendesak pemerintah Kabupaten Morowali, di tahun 2020 agar mengaspal akses jalan menuju kampus, sedangkan untuk masalah sampah, saya rasa ini sangat meresahkan semua masyarakat, dalam waktu dekat ini kami akan mengundang Kadis Lingkungan Hidup dan Kadis PU untuk membahas persoalan ini termasuk jalan” jelas Asgar.

Sementara, untuk permasalahan jalan menuju perusahaan kata Asgar, anggota DPRD Kabupaten Morowali sangat menolak dengan keberadaan perusahan tersebut, dikarenakan banyaknya petingi-petinggi yang membuat lemah untuk menyampaikan tuntutan para mahasiswa.

Subhan Matorang yang juga berkesempatan bicara menyampaikana, terkait revisi UU KPK dan revisi KUHP secara pribadi menolak karena membuat lemah KPK. “Menurut saya, ada 21 pasal yang kontroversial, salah satunya pasal yang menyangkut santet, menurut saya itu tidak masuk akal” ungkapnya.

Di akhir aksinya, Aliansi Mahasiswa Morowali, meminta kepada DPRD Kabupaten Morowali menyampaikan agar berita acara kesepakatan tersebut sampai di tingkat lebih tinggi (DPRD RI) dan apabila tidak sampai, maka massa akan turun kembali ke jalan dengan jumlah yang lebih banyak.

Kapolres Morowali Utara, AKBP Bagus Setiyawan yang dikonfirmasi mengatakan bahwa jumlah personil yang diturunkan berjumlah sekitar 200 orang. “Jumlah anggota yang turun mengawal aksi ini berjumlah sekitar 200an orang, dan Alhamdulillah aksi berjalan dengan damai” jelasnya.

Sebelum bubar, massa aksi disuguhkan makan siang oleh Kapolres Morowali Utara, dilanjutkan dengan Shalat Dzuhur berjamaah di Masjid kantor DPRD Morowali. ***

Reporter: Bambang Sumantri

Berita terkait