RELAWAN Merah Putih (RMP) sebagai sayap pemenangan Balon Gubernur Sulteng periode 2020 – 2024 terus melakukan konsolidasi. Bahkan tercatat, terakhir sudah melakukan penetrasi ke desa-desa di Sulawesi Tengah. Demikian keterangan resmi Ketua RMP, Ronny Tanusaputra kepada kailipost.com, Minggu siang (22/09/2019) ini di Palu.
‘’Kami terkahir kemarin Sabtu (21 September 2019) melatih koordinator desa untuk 33 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Sigi. Yaitu Kecamatan Kulawi, Kecamatan Kulawi Selatan dan Kecamatan Lindu di Kabupaten Sigi,’’ terang Ronny. Pelatihan itu bertujuan untuk memantapkan strategi pemenangan Ahmad Ali sebagai gubernur Sulteng mendatang.
Baginya, RMP tetap komitmen memperjuangkan pemenangan AA (Ahmad Ali) dan tidak terpengaruh dengan sejumlah isu-isu yang notabene untuk pelemahan dukungan masyarakat menjadi gubernur.
‘’Kita konsiten sampai titik darah terakhir untuk memenangkan Ahmad Ali. Kita tidak mengubris isu-isu yang melemahkan perjuangan. Kita tidak pusing dengan yang lain,’’ terang Ronny serius.
Dalam situs internal, juru bicara RMP Andri Gultom mengatakan pihaknya terus mengonsolidasikan pemenangan AA setiap Sabtu dan Minggu. Setidaknya sudah dua kabupaten yang terkonsolidasi dengan baik, yakni Kota Palu dan Kabupaten Sigi.
‘’Kami melaksanakan pelatihan kepada relawan tiap kecamatan di dua kabupaten, mungkin bulan depan sudah masuk di Donggala dan Parigi Moutong,’’ kata Andri 16 September 2019.
PENGOBATAN GRATIS
281 kepala keluarga (KK) yang bertahan tinggal di tenda tenda pengungsi. Mereka adalah warga Perumnas Balaroa Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Propinsi Sulteng yang terkena gempa dasyat dan tanah bergerak (likuifaksi) 28 September 2018 lalu mendapat layanan pengobatan gratis dari RMP.
Karena tinggal di tenda-tenda, pengungsi mengalami berbagai problem yang harus dihadapi, salah satunya terkena bermacam penyakit. Terbukti sejumlah pengungsi terkena penyakit batuk batuk, sakit mata dan kram. Demikian terungkap saat dilakukan pengobatan gratis di lokasi selther pengungsian Balaroa.
Pengungsi antusias mengikuti layanan pengobatan gratis yang disertai pemberian obat gratis berdasarkan pemeriksaan penyakit langsung dari dokter. Lasimnya pengobatan gratis, didahului dengan melakukan tensi kepada warga pengungsi.**
Reportase: andono wibisono