Ratusan warga korban banjir di tiga desa, yakni Dampala, Lele dan Siumbatu Kecamatan Bahodopi, memblokade jalan Trans Sulawesi Desa Dampala, Senin (21/10/2019).
Pemalangan jalan dilakukan warga korban banjir mulai pukul 07:00 WITA dan akan terus dilakukan, hingga tuntutan ganti rugi akibat banjir bandang warga desa direalisasikan sesuai kesepakatan.
“Ini merupakan bentuk kekecewaan warga sehingga aksi sekarang adalah untuk mendapatkan realisasi, bukan lagi negosiasi, sudah cukup panjang waktu yang diberikan, tapi sampai sekarang belum ada realisasi” ujar Asrar selaku Korlap Aliansi Masyarakat Menggugat (Armet).
Dikatakannya, ada lima poin tuntutan dalam aksi pemalangan, antara lain meminta ganti rugi bagi masyarakat tiga desa pasca banjir sungai Dampala, segera lakukan normalisasi sungai Dampala, tinjau kembali Amdal PT Bintang Delapan Mineral (BDM).
Massa juga menuntut untuk memberdayakan BUMDes sebagai akses pemulih desa, mencopot Kepala Tekhnik Tambang (KTT) PT BDM dan usut tuntas kasus pembalakan kayu di areal blok PT BDM, tutup dan cabut IUP PT BDM jika tidak taat terhadap peraturan perundang-undangan.
Sementara, Kepala Desa Lele, Juanaedin mendorong para pihak termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali dan pihak perusahaan dalam hal ini PT BDM yang belum merealisasikan kewajibannya sebagaimana kesepakatan bersama dalam beberapa pertemuan yang difasilitasi Pemkab Morowali.
“Itu merupakan keputusan bersama, hanya saja pihak perusahaan seolah tidak mau mengindahkan kewajibannya kepada warga korban banjir bandang, saya berharap mari bersama-sama mendorong proses penyelesaian permasalahan ini secara bersama” jelasnya.
Dikatakan Asrar, pihak PT BDM enggan menemui massa aksi tanpa alasan yang jelas. “Tadi pihak TNI/Polri, dalam hal ini Pak Kapolres dan Pak Dandim saat waktu istrahat Shalat Dzuhur mengkomunikasikan pertimbangan terkait blokade jalan yang dilakukan warga, ada beberapa hal yang disampaikan sebagai bahan pertimbangan, mulai dari persoalan imbas blokade yang terjadi terhadap warga lain yang juga merupakan pengguna jalan Trans Sulawesi, khususnya pengendara yang macet dan sudah mulai kelaparan menunggu blokade jalan Dampala dibuka. Selain itu, pihak perusahaan ada ketakutan untuk hadir melakukan komunikasi di wilayah tiga desa terdampak banjir, mungkin karena trauma akibat pengalaman pernah orang humas disandera terkait persoalan CSR dibidang kelistrikan” urainya.
Hasil komunikasi, pihak PT BDM akan merealisasikan janji untuk mengganti kerugian warga tiga desa terdampak banjir.
“Bendahara PT BDM sebentar akan lewat untuk melakukan pencairan berdasarkan hasil komunikasi dengan Pak Kapolres dan Pak Dandim Morowali, kemudian hasil komunikasi dengan beberapa tokoh masyarakat dan pemerintah desa, disepakati akan dilakukan pembukaan jalan bagi sejumlah pengguna kendaraan roda empat untuk melintas, tetapi akan melakukan penutupan jalan kembali sampai adanya realisasi terhadap tuntutan warga. Kalau sudah terealisasikan, tidak mungkin mereka masih memalang,” jelas Kades Lele saat pertemuan di salah satu rumah warga.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada realisasi pembayaran, namun palang jalan telah dibuka dan transportasi kembali berjalan normal. ***
Reporter: Bambang Sumantri