Palu,- Menghadapi New Normal, Universitas Tadulako (Untad) menyediakan 50 alat pencuci tangan di setiap ruang Fakultas, pintu masuk gerbang, ruang rektorat dan ruangan-ruangan lain. Bukan hanya itu, Untad juga menyediakan alat cek suhu, Alat Pelindung Diri (APD), santainezer.
“Karena begitu diterapkan new normal kampus itu harus telah menyediakan protokol kesehatan, salah satunya di setiap fakultas harus ada pencuci tangan desinfektan, serta perlu penggunaan masker. Olehnya itu, kita telah menyiapkan sebanyak 50 alat pencuci tangan dan ini akan disebarkan di beberapa fakultas”, ujar Ketua Satgas Untad, Dr dr Ketut Suarayasa, M, Kes.
Dilain kesempatan yang sama, Rektor Untad, Prof Dr Ir H Mahfudz MP, menjelaskan, yang penting di sampaikan pada hari ini, bahwa tim Satgas sudah saya anggap baru mulai bekerja. Jika kemarin-kemarin, kata Rektor, kita hanya diberi tanggung jawab masing-masing dalam mengurus diri sendiri, bagaimana cara tidak terpapar virus Corona.
“Namun, ke depan setelah new normal ini diberlakukan, tentu kita sebagai institusi besar harus lebih serius untuk melakukan langkah-langkah pencegahan sosialisasi dan penanganan.
Kalau saya ibaratkan, kemarin ini kan rumah kosong, setelah kita membuka bahwa kita harus bekerja di kantor tentu kita tidak boleh tinggal diam, terutama saudara-saudara saya yang diberi amanah sebagai tim Satgas,” ujar Prof Mahfudz.
Apa lagi, lanjut Rektor, ini jumlah dosen pegawai diluar, ditambah jumlah dengan 30.000 ribuan mahasiswa, itu sesuatu yang tidak mudah ditangani. Apalagi mungkin ada dosen, pegawai, atau mahasiswa yang berasal dari luar Palu yang selama ini dia pulang kampung di berbagai daerah, yang mungkin saja mereka berada di daerah zona merah, ini yang perlu kita lakukan tindakan pencegahan, ujarnya.
“Olehnya itu, hal yang terpenting kita lakukan sekarang adalah siapkan protokol kesehatan, kita harus siapkan segalanya terkait dengan aturan. Tetapi, yang pasti bahwa protokol akan kita harus jalankan, tentu saja pegawai yang selama ini bekerja dalam satu ruangan sampai 20 orang kemungkinan kita akan atur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak berinteraksi saat bertugas. Social discanting, tetap harus kita jaga,” pungkas Prof Mahfudz. ***
Reporter: Yohanes Clemens