Ketua Astakira Sulteng Tolak Rencana Biaya Parkir di RSUD Morowali

  • Whatsapp

Morowali,- Dalam dua hari terakhir, terjadi adu argumen di dalam group WhatsApp “Forum Diskusi dan Informasi Morowali” mengenai masalah perparkiran.

Pasalnya, ada pihak yang berencana melakukan penarikan biaya parkir kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat) oleh karang taruna Desa Bente, sementara lokasi RSUD Morowali berada di wilayah Desa Bahomohoni.

Kepala Dinas Perhubungan Morowali, Rizal Badudin yang dikonfirmasi Kamis (19/11/2020) malam, mengatakan bahwa mengenai biaya parkir di Rumah Sakit itu sebenarnya sudah jamak dilakukan di semua Rumah Sakit.

“Jadi, bukan barang baru, example RS Undata di Palu atau RS Bahtera Mas di Kendari, kemudian dalam teknis operasionalnya penarikan parkir tersebut sifatnya selektif, yaitu hanya pengunjung saja yang dikenakan biaya parkir, dan bukan pasien,” jelasnya.

Menanggapi masalah tersebut, Ketua Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Sulawesi Tengah, Julfikar Bualo kepada media ini menyatakan penolakannya terhadap pungutan biaya parkir di lokasi RSUD Morowali.

Pria yang akrab disapa Roy ini mengatakan bahwa Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan umum yang tidak pantas dijadikan lahan mencari penghasilan daerah, karena masih banyak usaha lain untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

“Saya sangat tidak sepakat jika harus ada penarikan biaya parkir di Rumah Sakit, seharusnya Pemerintah Daerah mencari solusi lain untuk menciptakan lapangan kerja, ataupun tempat lain diluar Rumah Sakit, meskipun biayanya sangat kecil namun tidak elok kita tarik tarif dari orang yang ditimpa musibah,” ungkap Roy.

Ia menyampaikan agar Pemkab Morowali ataupun pihak lain yang berniat melakukan penarikan biaya parkir di Rumah Sakit, mempertimbangkan kembali dengan alasan kemanusiaan.

“Sebagai contoh kalau ada keluarga pasien yang meninggal dunia atau sakit keras di Rumah Sakit, apakah tega kita mau tarik uang parkir dari orang yang datang menjemput jenazah ataupun keluarga yang menjenguk?,” tanya Roy.

“Sekali lagi bukan persoalan besar kecilnya biaya parkir, tapi masalah hati dan perasaan orang yang lagi ditimpa musibah, janganlah kita selalu mengejar keuntungan dibalik kesusahan orang lain atau masyarakat, apalagi Morowali ini dikenal adalah daerah kaya raya, walaupun di daerah lain ada pungutan parkir di rumah sakit, maka kita cobalah tampil beda di Morowali,” tandasnya.***

Reporter: Bambang Sumantri

Berita terkait