Jakarta,- Sebanyak 23 tersangka terorisme terafiliasi kelompok Jamaah Islamiyyah (JI) yang berhasil ditangkap Aparat Kepolisian di Lampung, akhirnya dibawa ke Ibukota Jakarta.
Setiba di Bandara Soetta Jakarta, tampak 23 teroris itu mengenakan penutup wajah dan dipakaikan baju tahanan. Tangannya diborgol dan kakinya dirantai. Saat ini mereka telah dipindahkan untuk ditahan di rutan khusus teroris dan digiring dengan pengawalan sangat ketat oleh Densus 88 Antiteror.
Mengutip Liputan6.com, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono, mengatakan dari 23 orang tersangka terorisme tersebut, dua diantaranya merupakan buronan pihak Kepolisian yang berinisial “TB” alias “UL” yang merupakan sosok ahli pembuat senjata api dan perakit bom serta “Z” alias “AS” merupakan Panglima Askari dari kelompok JI yang juga terkenal memiliki kemampuan merakit bom berdaya ledak tinggi, senjata api, dan kemampuan militer dalam melakukan tindakan teror.
“TB merupakan anggota JI yang menjadi dalang dari beberapa teror bom seperti bom Tentena, bom GOR Poso, bom Pasar sentral dan rangkaian tindakan teror lainnya pada tahun 2004 hingga 2006. Sedangkan “Z” merupakan DPO Polri dalam kasus teror bom Bali 1 yang terjadi di tahun 2001,” kata Irjen Pol Argo, Rabu (16/12/2020).
Adapun ke-21 tersangka teroris yang lainnya kata Kadiv Humas Mabes Polri, juga memiliki peran masing-masing yang berpotensi dan berkontribusi dalam perencanaan tindak pidana teror di kemudian hari.
Mengutip Wikipedia, pada 13 November 2004 di Poso, sebuah serangan terorisme direncanakan dengan target sebuah bus yang sedang menuju ke Desa Silanca, Poso. Bom berjenis bahan peledak yang disempurnakan ini, meledak pada pukul 09:15 WITA, saat minibus ini sedang berhenti di pasar kota Poso. Enam orang tewas dan tiga lainnya terluka akibat ledakan itu.
Kemudian, pada 28 Mei 2005 di Tentena, Kabupaten Poso, pengeboman kembali terjadi di Pasar Tentena. Dua alat peledak improvisasi, yang diatur untuk meledak dalam jangka waktu 15 menit, diledakkan pada pagi hari di sebuah pasar di pusat kota Tentena, menewaskan 22 orang dan melukai setidaknya 40 orang lainnya.
Pada 2006 juga terjadi beberapa kali kasus pengeboman di Poso, Antaranews.com melaporkan pada Maret 2006 dua kali meledak di Kabupaten Poso. Yang pertama pada 10 Maret 2006 bom menghantam sebuah bangunan di kompleks Pura di desa Toini, kecamatan Poso Pesisir. Kemudian tanggal 22 Maret 2006, sebuah ledakan yang diduga berasal dari bom, menyentakkan warga di pinggiran kota Poso. Ledakan terjadi tepat di depan Sekolah Perawat Kesehatan di dusun Landangan.***
Reportase: IS