Palu,- Juru Bicara (Jubir) Gubernur, Drs. Moh. Haris Kariming memberikan klarifikasi terkait dengan beredarnya video kunjungan kerja Gubernur Sulawesi Tengah di Kabupaten Donggala, yang dituding melakukan kampanye dimasa tenang.
Keterangan ini sekaligus meluruskan pemberitaan disalah satu media yang memuat pernyataan tim Paslon 02, terkait laporan akan beredarnya video tersebut sebagai kampanye di masa tenang.
Menurut Haris, tudingan Gubernur melakukan kampanye di masa tenang merupakan anggapan yang salah kaprah dan mengada-ada. Selaku pemerintah, dan seorang yang paham aturan hal itu tidak mungkin dilakukan oleh Gubernur Longki Djanggola.
Dijelaskannya, kunjungan kerja ke Kabupaten Donggala, di mulai dari Desa Tinauka, Lalundu dan Ngovi pada 7 Desember 2020 tersebut, adalah murni perjalanan dinas dalam rangka Desk Pilkada, yaitu melakukan monitoring atau pemantauan dan evaluasi kesiapan pelaksnaan Pilkada di wilayah perbatasan. Diketahui beberapa desa ini merupakan wilayah perbatasan antara Sulteng dan Sulbar.
‘’Jadi perjalan dinas itu murni perjalanan dinas dalam rangka monitoring/pemantauan dan evaluasi kesiapan pelaksanaan pilkada di wilayah itu,’’ terang Haris.
Di Desa Tinauka Gubernur melihat kesiapan Desa dan masyarakat dalam menyambut Pilkada agar menggunakan hak suaranya sesuai protokol kesehatan.
“Dari Desa Tinauka Gubernur menuju Desa Lalundu dan shalat Magrib dan jamak Isya di Masjid lalundu. Selesai sholat masyarakat Lalundu mengundang Gubernur untuk rehat dan ngopi sejenak sebelum ke Desa Ngovi. Pada acara rehat rupanya hadir tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda sekitar 15 orang. Mereka berkumpul untuk curhat menyampaikan unek-unek ke Gubernur soal infrastruktur jalan di desa Lalundu serta mengusulkan untuk di buatkan jalan tembus ke Desa Malino sehingga tanpa harus lewat Pasangkayu Sulbar,” jelas Har
Setelah dari Desa Lalundu kata Jubir, dalam perjalanan pulang Gubernur berkesempatan mampir di Desa Ngovi bersilaturahmi dengan tokoh adat Suku Da’a dan masyarakat berjumlah 6 orang.
“Disana Gubernur mendengarkan curhat-curhat mereka soal wilayah perbatasan dan usulan mereka sama dengan masyarakat lalundu mengusulkan pembukaan jalan tembus Desa Malino dan Desa Watatu yang merupakan jalan potong agar mayarakat Ngovi tidak lagi memutar ke Pasangkayu, bahkan masyarakat Da’a sudah mengancam Desa Ngovi mau bergabung dengan kab Pasangkayu Sulbar apabila usulan mereka tidak di perhatikan oleh pemerintah, karena selama ini melalui wilayah Pasangkayu,” urai Jubir.
Kemudian, seperti halnya yang dilakukan Gubernur dalam setiap perjalanan dinasnya, melayani foto bersama warga. Saat diminta foto bersama Gubernur bersedia saja. Seperti biasa, dan gaya Gubernur selalu mengangkat jempol saat berfoto.
‘’Jadi kalau dibilang menunjukan simbol-simbol pasangan calon tertentu, itu tidak benar. Sangat jelas terlihat dalam video Gubernur memperlihatkan jempol. Dalam suasana akrab itu sama sekali tidak ada pembicaraan soal politik,’’ tegas Haris yang dalam kunker saat itu turut juga mendampingi Gubernur.
Kemudian tudingan adanya ASN yang menyelipkan uang kepada warga yang hadir saat itu dijelaskan, itu sudah menjadi kebiasaan Gubernur berbagi sekedarnya kepada warga yang ditemuinya.
‘’Semua orang juga sangat mengetahui, setiap bertemu warga yang kurang mampu, Gubernur sering Bersedekah,’’ tandas Haris.
Untuk diketahui, berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor: 121.72/75/RO.OTDA-G.ST/2020, Tentang Tim Desk Pilkada Suawesi Tengah Tahun 2020, Gubernur dan Wakil Gubernur merupakan bagian dari tim Desk Pilkada.
‘’Jadi sangat jelas tugas dan kapasitas kunjungan Gubernur di Kabupaten Donggala, yakni sebagai tim Desk Pilkada,’’ tutup Haris.***
Editor: Indra Setiawan