Nelayan Penyintas Dapat Bantuan Perahu dan Peningkatan Kapasitas

  • Whatsapp
banner 728x90

Palu,- Sebanyak 65 keluarga Nelayan di Kelurahan Talise yang merupakan korban bencana gempa dan tsunami 28 September 2018 lalu mendapat bantuan perahu dilengkapi mesin dari Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA).

Dampak bencana alam ini, KIARA mencatat setidaknya terdapat lebih dari 7.000 kapal dan alat tangkap yang rusak. Sehingga dianggap penting untuk melalukan pemulihan mata pencaharian masyarakat pesisir, khususnya Nelayan di teluk Palu dan Donggala.

Bantuan tersebut didistribusikan ke 5 (lima) tempat yakni Kelurahan Talise, Pantoloan Boya, Lere, Mamboro dan Desa Tompe Kabupaten Donggala. Keselurahan titik teesebut ada 650 Nelayan, olehnya total bantuan 650 Perahu yang dibuat dengan cara tradicional dan menggunakan kearifan lokal berdasarkan permintaan yang dibutuhkan nelayan.

Perahu tradisional ini dibuat dengan bahan baku kayu yang kuat digunakan melaut. Pembuatnya berasal dari Mamuju dan Majene tempat yang dikenal sebagai kelompok pembuat perahu tradisional khas Sulawesi.

Deputy Monitoring & Evaluation and Learning KIARA, Nibras Fadhlillah mengatakan, pemberian bantuan dilakukan sejak Kota Palu dalam masa Emergency Response atau tanggap darurat bencana 28 September 2018.

Saat ini, Nelayan mengalami frustasi ekonomi akibat alat tanggap ikan hancur dilibas tsunami, sehingga dianggap penting melakukan pemulihan ekonomi nelayan melalui pemberdayaan masyarakat pesisir di teluk Palu dan Donggala.

Tampak para Nelayan Penyintas Bencana saat dijumpai di Pesisir Pantai Talise, Kota Palu/Foto: Supardi

Selain Perahu, KIARA juga memiliki program besar peningkatan kapasitas Nelayan tentang pengetahuan pengurangan resiko kebencanaan seperti bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) ketika terjadi bencana alam. Bahkan terkait program ini, telah dibentuk tim cepat tanggap bencana terdiri dari lima orang, masuk diantaranya Lurah dan RT setempat. SOP yang sudah dibuat, rencananya akan dilakukan simulasi namun terkendala aturan pembatasan aktivitas sosial masa pandemi Covid-19.

“Secara perlahan mereka kini bisa kembali menyekolahkan anak, menyicil motor yang hilang guna membantu mobilitas kerja. Beberapa kelompok nelayan juga berupaya membangun kembali rumah yang
sempat rusak dan porak poranda dari hasil menangkap ikan di laut dengan perahu KIARA,” jelas Nibras.

Sementara, salah satu Nelayan Kelurahan Talise Arham (55) mengatakan, kehadiran bantuan perahu memberikan harapan baru kepada para Nelayan. Pasalnya akibat bencana seluruh peralatan nelayan terporak-porandakan. Diharap kedepan, bisa dilengkapi alat tanggap. Selain KIARA, terdapat beberapa bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) seperti bahan bakar gas (BBG).

“Bantuan ini sangat kami rasakan pasca gempa terjadi,” tandas Arham.***

Reporter: Supardi

Berita terkait