H. MUHIDIN MOHAMAD SAID, S.E., M.B.A
Wakil Ketua Badan Anggaran dan Anggota Fraksi Golkar DPR-RI
.
Perkembangan perekonomian nasional hingga menjelang penghujung tahun 2020 semakin menunjukkan kondisi yang semakin membaik. Walaupun masih berada dalam kondisi resesi ekonomi, beberapa indikator ekonomi sudah mulai menunjukkan trend pemulihan (recovery) yang lebih cepat dari yang diperkirakan. Tidak bisa dipungkiri optimalisasi penggunaan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020, sangat membantu mengembalikan daya beli dan konsumsi masyarakat, serta pemulihan sektor UMKM secara efektif.
Kita tidak bisa menutup mata, masih terdapat persoalan teknis administratif dan hambatan birokrasi lainnya, tetapi tidak mengurangi dampak keberhasilan program PEN 2020 dalam upaya akselerasi pemulihan ekonomi nasional. Kita semakin optimis, akhir tahun 2020 menunjukkan titik terang bagi perekonomian nasional dalam memasuki tahun 2021.
Pertama, Perekonomian nasional mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Sampai dengan triwulan III-2020 (y-o-y), walaupun masih mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -3,49 persen (y-on-y), tetapi sudah mengalami perbaikan dari triwulan sebelumnya sebesar -5,32% (y-on-y). Sedangkan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (triwulan II 2020), sudah mengalami peningkatan sebesar 5,05 persen (q-to-q). Bahkan, berbagai sektor ekonomi sudah menunjukkan trend pertumbuhan yang positif, diantarannya; jasa kesehatan dan kegiatan sosial; informasi dan komunikasi; serta pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang
Kedua, stabilitas sektor keuangan dan moneter juga terjaga dengan baik. Salah satu kunci pemulihan ekonomi nasional sepanjang tahun 2020, adalah terjaganya stabilitas sektor kuangan dan perbankan dalam sistim moneter nasional. Stabilitas nilai tukar rupiah pada kisaran Rp. 14,100 per US Dolar, terjaga dengan baik dalam beberapa waktu terakhir. Kinerja otoritas moneter dan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga likuiditas perbankan dan keuangan sangat kokoh, dalam membantu mendorong akselerasi pemulihan ekonomi nasional.
Ketiga, perbaikan laju inflasi dan positifnya indeks manufaktur nasional pada bulan November 2020 menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi semakin terlihat. Indikator Purchasing Managers Index (PMI), menunjukkan bahwa sektor manufaktur berada pada posisi 50,6 pada November 2020, atau mengalami peningkatan hampir 3 poin dari periode sebelumnya pada Oktober 2020. Sedangkan, kontribusi sektor industri manufaktur pada pertumbuhan ekonomi mencapai hampir 20 persen pada PDB kuartal III/2020. Sehingga diharapkan, pemulihan sektor industri dapat menjadi peenggerak terhadap pemulihan ekonomi. Sedangkan indeks harga perdagangan konsumen (IHK) pada November 2020 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen secara bulanan (mtm). kondisi ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi sudah terjadi, baik pada sisi permintaan maupun pada sisi produksi.
Demikian press release ini kami sampaikan kepada sahabat-sahabat media semua, kami mengapresiasi sepenuhnya langkah-langkah Pemerintah dalam upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang telah dilakukan sepanjang tahun 2020. Pemulihan ekonomi, tentu tidak bisa dilepaskan dari sinergi yang terjaga dengan baik selama ini, antara otoritas moneter dan fiskal. Kami berharap kedepan, pengelolaan perekonomian nasional semakin mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola (governance) yang baik, dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab masing-masing lembaga secara jelas, serta mekanisme check and balances dengan parlemen yang semakin kondusif, sehingga diharapkan akan menjadi katalisator yang efektif, efisien dan solutif bagi akselerasi pemulihan perekonomian dan stabilitas sistim keuangan nasional pada tahun 2021. Terima Kasih
Wassalamu’alaykum Warahmatuhllhi Wabarakatuh