Morowali,- Meningkatnya kemunculan Penyakit Tidak Menular (PTM) di tengah masyarakat yang saat ini telah menduduki sepuluh besar penyakit penyebab kematian baik secara global, nasional dan provinsi, mendorong Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali membuat program khusus untuk menanganinya. Menggandeng pihak swasta yakni PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), program ini diberi nama Berantas Penyakit Tidak Menular (Taspen Maket).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali, Ashar Ma’ruf, Senin (31/5/2021), salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit tidak menular yaitu perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi, teknologi, ekonomi dan sosial budaya.
“Faktor-faktor ini menjadi pemicu utama PTM seperti tekanan darah tinggi, jantung, gula darah, obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan merokok disertai alkohol” katanya.
Ashar mengatakan, prevalensi dan angka kematian akibat PTM di Kabupaten Morowali dua tahun terakhir cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit meningkat.
Salah satu upaya untuk mengendalikan penyakit tidak menular adalah dengan membentuk posbindu atau pos pembinaan terpadu di setiap desa, yang bertujuan untuk melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular.
“Sejak tahun 2017, pelayanan posbindu tidak hanya bersikap pasif saja, tetapi kami dorong untuk dikembangkan di kelompok-kelompok masyarakat” katanya.
Menurut Ashar, program Taspen Maket ini sudah mendapat persetujuan dari pimpinan daerah di Kabupaten Morowali serta para Pemerintah Desa di wilayah tersebut. Bersama tim yang telah dibentuknya, pihaknya menerbitkan buku Taspen Maket. Adanya buku ini nantinya diharapkan masyarakat dapat mengontrol kesehatannya sendiri dan dapat melakukan pencegahan dengan melakukan kegiatan-kegiatan atau mengatur pola makan sesuai yang dianjurkan dalam buku tersebut.
“Dengan buku ini, kami harapkan masyarakat dapat mengenali kesehatannya sejak dini dan menanganinya secara mandiri” katanya.
Ashar mengatakan, untuk mempercepat penanganan PTM di Kabupaten Morowali, mulai tahun ini pihaknya menggandeng sejumlah pihak swasta, salah satunya adalah PT IMIP sebagai perusahaan yang mengelola kawasan industri dengan jumlah karyawan terbanyak di Kabupaten Morowali.
Pihak PT IMIP yang diwakili Koordinator Komunikasi dan Hubungan Media PT IMIP, Dedy Kurniawan, saat dikonfirmasi menyatakan menyambut baik dan mendukung penuh program tersebut. Pasalnya, jika terkait dengan kesehatan masyarakat maka hal itu berarti berhubungan erat dengan puluhan ribu karyawan yang bekerja di kawasan industrinya yang merupakan bagian dari anggota masyarakat Kabupaten Morowali.
“Ini program yang sangat positif, kami sangat mendukung dan akan membantu apa yang kami bisa untuk menyukseskan program Taspen Maket ini” tandasnya.***
Reporter: Bambang Sumantri