Selanjutnya untuk BBM bersubsidi jenis Pertalite pada ketiga SPBU bervariasi yakni SPBU Dewi Sartika 16 Kiloliter/hari, SPBU Boyaoge 24 Kiloliter/hari dan SPBU Soekarno Hatta 40 Kiloliter/hari.
Sementara BBM nonsubsidi jenis Pertamax dibatasi hanya 8 Kiloliter/minggu untuk SPBU Soekarno Hatta dan SPBU Boyaoge, dan untuk SPBU Dewi Sartika sebanyak 8 Kiloliter/bulan.
Khusus BBM jenis Pertamax Turbo hanya tersedia di SPBU Boyaoge dengan kuota 8 Kiloliter/bulan.
Atas permasalahan antrian panjang itu, koordinator tim menyarankan ke pengelola melakukan pengaturan jalur antrian dan pemberian papan petunjuk di area SPBU supaya antrian dapat terkelola dengan tertib.
Ia juga meminta supaya pembelian BBM menggunakan jeregen dipastikan betul bahwa surat rekomendasi yang dibawa konsumen bukan surat abal-abal.
Begitu juga meminta kerjasama SPBU dalam mengawasi dan mengantisipasi oknum nakal yang sengaja membeli BBM bersubsidi berulang kali bahkan mengakalinya dengan menggunakan tangki modifikasi.
“Saya minta hal-hal ini dapat diawasi dengan ketat supaya BBM tidak disalahgunakan,” pesan koordinator tim ke pengelola SPBU.
Turut serta dalam anggota tim monitoring, Ari Bintang Prakosa Sejati, SH dari Kejaksaan Tinggi, Rasmin, S.AP dari Satpol PP, Nuryadin, SH dari dinas perhubungan, dan Khaerudin Saleh, SE, MPWP dari Biro Administrasi Perekonomian.
(Sumber: Ro Admpim Setdaprov Sulteng)