Meskipun Vietnam memulangkan warganya, para pelancong menghadapi biaya penerbangan dan karantina yang sangat tinggi begitu mereka tiba. Tahun lalu, Kementerian Keamanan Publik mengatakan para pejabat dapat mengambil puluhan ribu dolar dari setiap penerbangan repatriasi.
Sementara itu, warganet di media sosial mencurigai tentang alat uji Covid-19 yang disponsori pemerintah sejak awal 2020 setelah diketahui bahwa alat tersebut, seperti yang diklaim negara, telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Di Vietnam skandal korupsi itu dikenal Viet A — dinamai menurut perusahaan semi-swasta yang memasok tes. Pejabat disuap untuk memasok rumah sakit dan komunitas lokal dengan alat tes Covid-19 yang sangat mahal. Penipuan tersebut diperkirakan telah menjaring sekitar US$ 172 juta atau Rp 2,6 triliun untuk Viet A. Sebanyak US$ 34 juta di antaranya diduga langsung digunakan untuk menyuap pejabat lebih lanjut.
Gerakan anti-korupsi telah menahan lebih dari 130 pejabat pemerintah dan pengusaha. Pham Binh Minh dan Vu Duc Dam dicopot dari jabatan mereka sebagai wakil perdana menteri awal bulan ini karena dugaan pelanggaran.
Phan Quoc Viet, direktur jenderal Viet A, serta menteri kesehatan Nguyen Thanh Long dan walikota Hanoi Chu Ngoc Anh, telah ditangkap sehubungan dengan penyuapan. Sedangkan. skandal penerbangan repatriasi telah melihat penangkapan wakil menteri luar negeri To Anh Dung dan beberapa diplomat senior. ***
Editor/Sumber: Riky/Tempo.co