Menanggapi kasus yang terjadi di Gunungkidul, Prof Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar FK Universitas Indonesia menjelaskan kasus antraks pada manusia kerap terjadi karena ketidaktahuan warga akan risiko mengonsumsi daging ternak yang mati mendadak.
“Penularan antraks dari binatang yang sakit yang lalu malahan dipotong dan dikonsumsi manusia, sesuatu yang perlu terus diberi pemahaman ke masyarakat luas agar jangan terus berulang,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/7/2023).
Antraks merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia.
Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Bakteri penyebab antraks, apabila terpapar udara, akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia termasuk desinfektan tertentu dan dapat bertahan di dalam tanah sehingga kadang-kadang antraks juga disebut ‘penyakit tanah’.