Di tempat yang sama, Camat Bahodopi, Tahir mengatakan, saat ini Bahodopi dikenal bukan hanya karena adanya industri nikel saja, namun juga karena sampah yang berserakan dimana-mana. Sehingga, kata dia, problem sampah di wilayah itu menjadi tanggungjawab bersama seluruh masyarakat, pemerintah dan pihak swasta.
“Meski terbatas sarana dan prasarana persampahan di wilayah ini, karena itu salah satu kendala kita, namun kita berharap masyarakat kita lebih paham dan sadar dengan perilaku kebersihan. Kedepannya Bahodopi akan disediakan tempat pembuangan sampah, seluas 20 hektar untuk pengelolaan sampah terpadu. Sekarang sedang masuk tahapan diskusi publik untuk pembuatan dokumen lingkungan. Semoga itu menjadi jawaban jangka panjang dari masalah sampah yang ada di Bahodopi,” jelas Tahir.
Sementara, mewakili manajemen PT IMIP, Koordinator Community Relations PT IMIP, Thomas Deni Bintoro mengatakan, apa yang dilakukan oleh perusahaan merupakan wujud kepedulian terhadap lingkungan secara berkelanjutan. Utamanya penanggulangan sampah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kita berharap, apa yang kita lakukan bisa memberikan energi positif pada masyarakat untuk ikut ambil bagian menciptakan lingkungan yang lebih baik lagi. Keinginan kita semua mendukung prinsip penanganan sampah yang cerdas dan berkesinambungan untuk menjamin masa depan yang bersih dan lebih baik lagi,” kata pria yang akrab disapa Deni itu.
Untuk diketahui, dalam aksi global WCD 2023 yang juga digelar di Kecamatan Bahodopi kali ini, Pemerhati Lingkungan Bahodopi (PLB), PT IMIP, DLH Morowali, Pemerintah Kecamatan Bahodopi, TNI, Polri, serta ratusan volunteer melakukan aksi bersih dan edukasi pemilahan sampah organik dan anorganik. Sebelumnya juga, pada Agustus lalu PT IMIP bersama dengan Pemerhati Lingkungan Bahodopi (PLB) berkunjung ke sekolah-sekolah yang ada di Bahodopi untuk memberikan edukasi pemilahan sampah kepada para siswa. ***
Reporter: Bambang Sumantri