“Kerja sama konkrit ini lah yang jadi positive force bagi stabilitas dan kedamaian kawasan,” pungkasnya.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol yang selanjutnya hadir dalam KTT ASEAN. Dalam sambutannya, Jokowi membeberkan Korea Selatan adalah mitra bagi negara-negara ASEAN untuk menuju masa depan. Pilar utamanya adalah Korea Selatan memiliki keahlian untuk melakukan transisi energi dan transformasi digital.
Dia juga mengungkapkan negara-negara ASEAN masih memiliki ketergantungan terhadap energi fosil. Hal ini terlihat dari besarnya bauran energi fosil untuk kebutuhan energi ASEAN yang mencapai 78%. Ketergantungan itu harus dikurangi.
Di sisi lain, ekonomi digital ASEAN bakal tumbuh hingga pesat 10 tahun ke depan dan sampai menyumbangkan US$ 1 triliun untuk ekonomi se-Asia Tenggara.
“Ketergantungan ASEAN terhadap 78% sumber energi fosil harus dikurangi. Di saat yang sama 1 dekade ke depan, ekonomi digital ASEAN diperkirakan sumbang US$ 1 triliun untuk GDP kawasan,” beber Jokowi.
Setelah Korea, giliran PM Jepang Fumio Kishida yang hadir dalam KTT ASEAN. Dalam rapat pleno antara Fumio Kishida dan kepala negara ASEAN, Jokowi menyebutkan ASEAN dan Jepang telah sepakat membentuk kemitraan komprehensif strategis yang bukan sekadar seremonial basa basi.
“Jepang sebagai salah satu mitra paling aktif ASEAN dan pendukung utama ASEAN Outlook on the Indo Pacific dapat menjadi kontributor utama dalam mewujudkan kerja sama konkret yang bermanfaat langsung bagi rakyat,” beber Jokowi.