Menurut British Royal Society of Chemistry, di kerak bumi, rhodium hanya terdapat 0,000037 bagian per juta, sedangkan emas relatif berlimpah sekitar 0,0013 bagian per juta.
Produksi rhodium terutama di Afrika Selatan dan Rusia , seringkali sebagai produk sampingan dari pemurnian bijih tembaga dan nikel yang mengandung hingga 0,1 persen logam mulia ini. Sekitar 16 ton rhodium diproduksi setiap tahunnya, dengan perkiraan cadangan 3.000 ton.
Penemuan rhodium dimulai pada 1803 oleh William Hyde Wollaston, ahli kimia dari Inggris. Wollaston mengekstraksi unsur tersebut dari sepotong bijih platinum yang berasal dari Amerika Selatan. Terobosan ini terjadi setelah Wollaston mengidentifikasi kelompok logam platinum lainnya, termasuk paladium.
Karena hubungannya yang khas dengan endapan platina, rhodium diisolasi dari sampel Wollaston dengan menghilangkan platina dan paladium, menghasilkan bubuk berwarna merah tua. Selanjutnya, pengolahan gas hidrogen menghasilkan rhodium. Meskipun penampilannya berwarna putih keperakan, rhodium mendapatkan namanya dari kata Yunani “rhodon”, yang berarti mawar. Namanya mengacu pada warna merah garam logam yang dibentuknya. ***
Editor/Sumber: Riky/Sindonews