Jakarta,- Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyebutkan bahwa dalam perencanaan kota harus memiliki kemampuan untuk mengelola air (water management) dengan baik. Hal itu diungkapkannya saat menghadiri Seminar Nasional “Mewujudkan Kota Ramah Air” oleh BPIW PUPR.
Menurut Menteri Basuki, dengan pengelolaan air yang baik, dapat menyusun regulasi yang tepat dan solutif. “Salah satu konsep sebagai solusi pengelolaan air perkotaan adalah water sensitive city (WSC) yang melibatkan integrasi desain kota,” ucapnya, di Jakarta, Senin (11/12/23).
“Serta Infrastruktur, dan kebijakan untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang responsif terhadap perubahan iklim, melindungi SDA, meningkatkan kualitas hidup. “WSC tidak hanya tentang pengendalian banjir dan penyediaan air bersih, tetapi juga tentang peningkatan kenyamanan. “
Sementara itu Pengamat Tata Ruang, Yayat Supriatna mengatakan bahwa setiap kota terdiri dari prasarana, people and environment. “Keinginan menjadi liveable city, artinya kita bisa memanajemen dengan baik akan menjadi liveable city atau sustainable city,” katanya.
Kota Ramah Air memiliki beberapa feature utama untuk mengatasi tiga tantangan, yakni terkait kelangkaan air dan kelebihan air (banjir). Kualitas air/lingkungan juga mempengaruhi, contohnya Kota Jakarta yang masih menghadapi tantangan terkait persoalan banjir (too much water).