Warkop TPID menurutnya juga baik bagi Satgas pangan untuk menjadi media kontrol harga-harga pangan di pasaran.
Dalam operasinya, masyarakat yang membeli beras SPHP di warkop TPID ini akan diatur dengan mekanisme untuk membeli sesuai kebutuhan dan tidak memborong.
“Sebenarnya tidak ada batasan, cuma diatur. Kalau berjalan itu kita akan tahu misalnya kebutuhan masyarakat dalam seminggu itu berapa. Paling 5 kilo begitu mas,”ujarnya.
Rony menambahkan warkop TPID di Pasar Masomba ini adalah perdana dan rencananya akan dilanjutkan ke pasar Manonda. Namun sejauh ini sudah dibuka di pasar ramadan jalan Balai Kota Utara dan rencananya juga di pasar lentora yang akan segera dijalankan Pemkot Palu.
“Kita lihat terus perkembangannya apakah efektif atau tidak. Jika bagus kita lanjut terus sepanjang tahun,”sebut Rony Hartawan.
Kepala Perum Bulog Sulteng Heriswan yang ikut hadir dalam peresmian itu menjelaskan, Warkop TPID kemungkinan baru pertama kali di Indonesia.. Sebagai langkah awal, pihaknya akan berupaya memenuhi permintaan pasar utamanya Warkop TPID tersebut.
Pihaknya mengaku tidak punya target khusus berapa banyak beras yang harus didiat ke pasar. Karena semua tergantung permintaan.
“Untuk Kota Palu misalnya, permintaan itu setiap hari rata-rata antara 50 sampai 60 ton perhari,”jelasnya.