Rumah pangan adalah salahsatu binaan Bulog agar masyarakat bisa mengakses pembelian beras SPHP. Pihaknya menjamin keberadaan Warkop TPID tidak akan menggangu proses penjualan pada rumah pangan yang sebelumnya telah berjalan.
“Justru lebih bagus jika semakin banyak titik semakin gampang masyarakat mencari dan masyarakat tidak perlu khawatir soal stok barang. Jadi tetap disebarkan ke RPK juga,”jelasnya.
Dia menambahkan kualitas beras Bulog SPHP sama dengan beras premium di pasaran.
“Beras SPHP ini jenis premium harga medium. Beras jenis kepala semuan karena tidak ada yang patah,”demikian Heriswan.
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid berterimakasih kepada BI dan Bulog yang telah bekerja sama menginisiasi pembentukan Warkop TPID tersebut.
Hadianto juga berpendapat bahwa inflasi itu merupakan anonim ketika terjadi harga barang yang naik namun pasokan yang kurang. Inflasi menurutnya merupakan tanda pwrger ekonomi.
“Jika inflasi tidak ada maka ekonomi tidak tumbuh. Kenaikan harga barang boleh asal tidak tinggi,”paparnya.
Penyebab kenaikan harga hemat dia umumnya terjadi lantaran masyarakat berbelanja sesuai kein bukan kebutuhan. Dia mencontohkan, ketika akan membeli bahan keperluan bukan puasa, masyarakat biasanya memborong stok barang untuk menjaga kenaikan harga.
“Padahal yang kita masak setiap setiap hari itu sama. Maka belanja sesuai kebutuhan saja apalagi ramadan memang mengajarkan kita untuk berhemat. Berlebihan itu mengikuti keinginan. Jika berlebih ujungnya jadi mubazzir,”paparnya.
Wali kota lalu mencontohkan cara belanja orang luar negeri.
“Orang luar negeri itu belanja ke pasar hanya untuk kebutuhan apa yang mau dimasak. Dihitung sesuai kebutuhan saja,”ucapnya.
Sebab itu wali kota berharap masyarakat dapat memanfaatkan Warkop TPID untuk membeli bahan pokok kebutuhan bulam puasa dan menjelang lebaran nanti (TIM). ***