Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa di ibu kota Italia, Roma, saat demonstrasi mereka berubah menjadi kekerasan, kata para pejabat.
Ribuan orang berdemonstrasi dengan damai pada Sabtu sore, meneriakkan “Bebaskan Palestina, Bebaskan Lebanon!” Mereka melambaikan bendera Palestina dan membentangkan spanduk yang menyerukan agar konflik segera dihentikan.
Melansir Al Jazeera, unjuk rasa berlangsung tenang hingga sekelompok kecil orang mencoba mendorong unjuk rasa ke arah pusat kota, meskipun ada larangan dari otoritas setempat yang menolak mengizinkan protes, dengan alasan masalah keamanan.
Beberapa pengunjuk rasa, berpakaian hitam dan dengan wajah tertutup, melemparkan batu, botol, dan bom kertas ke arah polisi, yang menanggapi dengan gas air mata dan meriam air, yang akhirnya membubarkan massa.
Setidaknya 30 petugas penegak hukum dan tiga demonstran terluka dalam bentrokan tersebut, media lokal melaporkan. Sekitar 40.000 demonstran pro-Palestina berbaris melalui pusat kota London pada hari Sabtu, salah satu demonstrasi terbesarnya dalam setahun.
“Sayangnya, terlepas dari semua niat baik kami, pemerintah Israel tidak memperhatikan, dan mereka terus melanjutkan kekejaman mereka di Gaza, sekarang juga di Lebanon dan Yaman, dan mungkin juga di Iran,” Agnes Kory, seorang pengunjuk rasa di London, mengatakan kepada kantor berita Reuters. “Dan pemerintah kami, pemerintah Inggris kami, sayangnya hanya sekadar basa-basi dan terus memasok senjata ke Israel,” tambahnya.