PAD HILANG DI JALAN
Kita sering dengar seruan: “Tingkatkan PAD!” Tapi anehnya, kita justru membiarkan jalur ekonomi terbesar itu lolos begitu saja. Jalan hauling tambang bisa memberi potensi PAD puluhan miliar rupiah setiap tahun — jika diatur dan diawasi dengan serius.
Uang sebesar itu bisa membiayai sekolah, jembatan, air bersih, dan pengawasan tambang. Tapi selama ini, daerah hanya menonton truk lewat. Nilai ekonomi hilang di jalan, yang tertinggal hanya lubang dan debu.
BUKAN ANTI INVESTASI
Mengatur bukan berarti menghambat. Justru sebaliknya, investor yang sehat membutuhkan aturan yang jelas. Perusahaan tambang bisa menghitung biaya operasional dengan pasti. Pemerintah bisa membuat rencana keuangan. Warga bisa tahu ada keadilan.
Kita tidak bisa terus-menerus memungut dari warung kecil, pasar tradisional, atau becak motor — tapi membiarkan industri besar lewat tanpa menyumbang. Daerah harus menyentuh sumber daya besar dengan cara yang benar.
GAGASAN BUTUH KEBERANIAN
Saya tahu, ini bukan gagasan yang akan disambut semua orang dengan senyum. Tapi justru itulah tandanya bahwa ini ide yang menyentuh urat kepentingan. Jalan hauling adalah pintu masuk untuk menata ulang keberanian fiskal pemerintah daerah.
Dengan aturan yang berpihak dan pengawasan yang tegas, kita bisa mengubah kebijakan diam menjadi tindakan konkret: menjadikan kekayaan daerah sebagai milik bersama, bukan hanya untuk segelintir pemegang izin.