Catatan Pinggir | Siapa A.R Baswedan ?

  • Whatsapp

Oleh: andono wibisono

‘’Saya berterima kasih pada Anda warga China, Pakistan, India yang turut berjuang merebut Kemerdekaan Indonesia. Kenapa Saya tidak menyebut Arab? Karena Arab bagian dari bangsa Indonesia – Soekarno (1945)

TULISAN Kalitidak terlepas dengan honey moon dengan Pilkada DKI yang sangat ‘berasa banget’ Pilpres. Saya juga salah satu yang terseret arus gelombang ‘tameme’ mencoba menelisik dan mengurai siapa-siapa yang menarik untuk dieksplor. Banyak yang menulis siapa Ahok, Basuki Cahaya Purnama.

Bahkan seharian kemarin, saya banyak membaca tulisan pakar bahasa tubuh, pakar sosial politik dan para analis muda terkait siapa AHY, sikap kesatrianya, gestur politiknya, kelihaian SBY sampai mengupas kemahiran strategi Presiden ke 6 RI itu untuk menyiapkan generasi politiknya. SBY sukses melakukan metamorfosa politik dirinya ke anaknya dengan singkat, yaitu hanya empat bulan.

Lantas saya terusik dengan sebuah tulisan yang mulai menyoal siapa Anies Baswedan. Ia mulai diseret-seret ke primordialisme sama seperti yang diperlakukan buzzer medsos anti Ahok. Anies itu siapa? Siapa di belakangnya? Kok begitu mudah Prabowo percayainya pasangan dengan Sandi? Dalam sebuah buku sejarah, tulisan Anhar Gonggong pernah saya baca soal siapa AR Baswedan. Tokoh pergerakan kemerdekaan RI. Bahkan, pikiran AR Baswedan, kata Anhar begitu melompat begitu jauh soal kemerdekaan Indonesia. Anak muda AR Baswedan, pernah bersama kawan-kawan sesama arab di Indonesia membuat Partai Arab Indonesia.

Menariknya, dalam sebuah buku lainnya, platform partai itu memiliki tujuan yaitu mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Tujuannya, agar kelak dengan perjuangan memerdekakan Indonesia, warga arab yang ada di Indonesia jelas kewarganegaraannya. Maklum bangsa arab yang saat itu di Indonesia selain berdagang juga ada yang menetap di sekitar pesisir-pesisir pulau di Indonesia, khususnya Jawa dan Sumatera.

Yang menarik, dengan patriotismenya AR Baswedan dengan KH Agus Salim diutus oleh Soekarno ke Mesir untuk meminta dukungan pernyataan pengakuan Kemerdekaan Indonesia. Berangkatlah kedua orang itu ke Mesir. Dan kala itu Mesir-lah negara luar yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia.

AR Baswedan harus menyimpan dan melipat surat pengakuan Mesir untuk kemerdekaan Indonesia itu di dalam  aos kaki, tepatnya di telapak kakinya. Tujuannya, agar ketika masuk di Jakarta, para tentara Jepang ketika memeriksa tak mengetahui. Akhirnya, surat dukungan Mesir untuk kemerdekaan Indonesia itu lolos dan sampai ke tangan Soekarno.

Dalam buku itu dijelaskan pula AR Baswedan itu sangat pintar, cerdik dan sering menemani Soekarno dalam diskusi-diskusi hingga tengah malam bersama para pejuang pergerakan kemerdekaan. Tersirat sangat jelas, bahwa tampilnya Anies Baswedan di pentas politik ‘ Pilkada rasa pilpres’ kali ini tak lepas dari sejarah panjang keturunannya. ***

Berita terkait