MOROWALI,- MENTERI Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto serta Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Mohamad Nasir melakukan kunjungan kerja di Kampus Politeknik Industri Desa Labota Kecamatan Bahodopi, Senin (18/9/2017).
Dalam sambutannya, Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Politeknik Industri Logam Morowali akan menjadi pusat inovasi berbasis nikel di Indonesia. Sekolah tinggi vokasi yang pembangunannya difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian ini merupakan salah satu best practice dalam pelaksanaan pendidikan yang mengusung konsep link and match dengan dunia Industri.
Kunjungan tersebut juga dirangkaikan dengan peresmian serta kuliah perdana Mahasiswa Politeknik Industri Logam Morowali oleh Menristekdikti. “Selain menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja, kampus ini akan melakukan pengembangan riset-riset terapan yang bekerja sama dengan industri, penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, merupakan sebuah keniscayaan dalam memacu pertumbuhan industri, selain melalui pengembangan teknologi dan peningkatan investasi” ungkap Muhammad Nasir.
Politeknik Industri Logam Morowali juga diharapkan dapat memberdayakan masyarakat lokal agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan perusahaan-perusahaan yang berada di kawasan industri Morowali.
Ditambahkannya, angkatan pertama di Politeknik Industri Logam Morowali sebanyak 96 mahasiswa yang telah dinyatakan lulus ujian saringan masuk dari 679 peserta sejak dibuka pendaftaran pada 14 Juli 2017 lalu. Mahasiswa tersebut berasal dari Morowali, Palu, Kendari dan Makassar. Program studi dengan jenjang D3 ini juga nantinya bakal menghasilkan lulusan Teknik Perawatan Mesin, Teknik Listrik dan Instalasi, serta Teknik Kimia Mineral.
“Kami berpesan kepada para mahasiswa yang akan menjalani pendidikan selama tiga tahun kedepan, manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, karena pendidikan di Politeknik Industri Logam Morowali ini didesain untuk melatih saudara dengan disiplin dan sikap kerja sesuai dengan kebutuhan industri saat ini” tuturnya.
Saat melakukan peninjauan di laboratorium, Menperin Airlangga Hartarto mengatakan bahwa fasilitas laboratorium di Politeknik Industri Logam Morowali lebih canggih daripada laboratorium di perguruan tinggi yang ada di Jawa.
Selain itu, Kemenperin juga mendapat mandat dari Kemenristekdikti untuk membangun delapan Politeknik atau Akademi Komunitas Industri, antara lain di Kendal, Banten, Dumai, Sei Mangke, Batu Licin, Bantaeng, Teluk Bintuni dan Gresik yang akan dilaksanakan secara bertahap sampai dengan tahun 2019.
“Dalam rangka pendirian Politeknik dan Akademi Komunitas tersebut, kami sudah menjalin kerja sama dengan pemerintah Swiss dalam pengembangan pendidikan dual sistem. Pada tahap awal, implementasinya telah disepakati di empat Politeknik dan Akademi Komunitas, yakni Politeknik Industri Logam di Morowali, Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, Politeknik Industri Baja di Batu Licin, dan Politeknik Industri Furniture di Kendal” paparnya.
Sementara itu, Menristekdikti, Mohammad Nasir berterima kasih kepada Menperin yang telah mengembangkan dunia Industrinya bersama dengan pendidikan. Ia juga mengatakan bahwa negara dan industrinya tidak akan maju jika SDMnya tidak baik, dan hal tersebut telah diantisipasi oleh Menperin yaitu dengan membangun satu Politeknik atau Akademi Komunitas disatu kawasan industri atau kawasan ekonomi khusus untuk mendukung industri yang ada di kawasan tersebut. “Kami sangat mendukung atas apa yang telah dilakukan oleh Menteri Perindustrian untuk membangun dibidang akademi” tandasnya.**
Reporter/Biro Morowali: Bambang Sumantri