SANDERA JADI PAGAR HIDUP

  • Whatsapp
Kronologi Kerusuhan di Mako Brimob
Sumber : Pikiranrakyat/Kompas/Detik.Com

KAILIPOST.COM,- SUMBER- PARA TAHANAN Dijadikan pagar hidup oleh para penyandera. Tak pelak, polisi memastikan tetap menempuh jalur negosiasi terlebih dahulu. “Pertimbangan satu adalah jangan sampai timbul korban lebih banyak,” tuturnya Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto di Gedung Korps Sabhara Baharkam Polri Direktorat Polisi Satwa, Jalan Komjen Pol M Jasin, Kota Depok, Kamis  dini hari.
Dengan pertimbangan kemanusian, para penyandera dan tahanan lain masih mendapat pasokan makanan. Terkait sejumlah terduga teroris yang ditangkap di Bogor beberapa waktu lalu, Setyo memperkirakan mereka telah menjad satu dengan kelompok penyandera. Setyo tetap menyatakan tak ada batas waktu dalam proses negosiasi tersebut.
Mayoritas anggota polisi yang meninggal dalam kerusuhan Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Kota Depok mengalami luka akibat senjata tajam di bagian leher. Selain itu, seluruh luka memenuhi badan mereka. 
“Dari lima rekan-rekan yang gugur mayoritas (mengalami) luka akibat senjata tajam di di leher dan luka itu sangat dalam, ada juga satu orang luka di kepala akibat tembakan, juga ada luka di dada kanan,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Muhammad Iqbal dalam konferensi pers di Gedung Korps Sabhara Baharkam Polri Direktorat Polisi Satwa, Jalan Komjen Pol M Jasin, Kota Depok, Rabu 9 Mei 2018 malam. 
Sekujur tubuh anggota Polri tersebut pun dipenuhi luka mulai paha, lengan, jari. ‎”Silahkan rekann-rekan media menyimpulkan, apakah ini perbuatan manusiawi atau tidak,” ujarnya. Meski demikian, Polri tetap mengedepankan proses negosiasi dalam menghadapi aksi penyanderaan yang dilakukan narapidana teroris di Rutan tersebut. Rencananya, tim kedokteran forensik akan menyampaikan hasil otopsi jasad petugas yang tewas akibat penyanderaan itu.
Kerusuhan Terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5/2018) malam hingga Rabu (9/5/2018) dini hari. Peristiwa yang bermula dari cekcok antara tahanan dan petugas dari personel Brimob Polri ini kian membesar hingga polisi harus mensterilkan lingkungan di sekitar Mako Brimob. 
Banyak informasi beredar di media sosial yang mengklaim terkait situasi terakhir di Markas Korps Brimob itu. Video dan foto pun beredar di jagat dunia maya. Polri meminta masyarakat tak langsung percaya informasi-informasi itu, Apa yang sebenarnya terjadi? Berikut informasi yang kita ketahui hingga kini tentang kondisi Mako Brimob. 
1. Selasa, Pukul 21.30: Wartawan mulai mendapatkan informasi tentang jebolnya tahanan napi kasus terorisme di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Namun, upaya konfirmasi dilakukan ke aparat kepolisian tak mendapat jawaban. 
2. Selasa, Pukul 23.20: Konfirmasi baru didapat dari Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol M. Iqbal. Namun, Iqbal hanya membenarkan terjadinya kerusuhan di dalam Mako Brimob yang melibatkan tahanan dan petugas. Saat itu, polisi masih berusaha menangani kekacauan di dalam Mako.  
3. Rabu, Pukul 00.05: Aparat kepolisian mulai melakukan pengamanan ketat di sekitar Mako. Wartawan diminta menjauh gerbang Mako hingga 200 meter. Di media sosial, mulai bertebar gambar dan foto yang menyebutkan kondisi terkini di Mako Brimob. Bahkan, ada salah satu akun Instagram yang disebut melakukan siaran langsung dari dalam rutan Mako Brimob yang berhasil dikuasai para napi kasus teroris. 
4. Rabu, Pukul 00.35: Polisi mulai memasang kawat berduri. Wilayah yang disterilkan juga meluas hingga gereja, rumah sakit, hingga unit Satwa Kabaharkam yang berada persis di samping Mako Brimob. 
5. Rabu, Pukul 01.07: Karo Penmas Brigjen (Pol) M Iqbal akhirnya memberikan pernyataan kepada pers. Dia membenarkan adanya kerusuhan di dalam rutan di Mako Brimob. Peristiwa itu bermula dari cekcok tahanan dengan petugas. Sejumlah petugas terluka. 
6. Rabu, Pukul 01.15: Jalan Akses UI yang berada di depan Mako Brimob Kelapa Dua ditutup sementara. Di sepanjang jalan ini, banyak disebar personel Brimob. 
7. Rabu, Pukul 02.15: Sejumlah personel polisi diperintahkan untuk bersiap siaga. Secara serentak, para personel mengokang senjata laras panjang yang dibawa. Setelah itu, terdengar perintah agar para polisi yang dilengkapi dengan helm dan rompi antipeluru tersebut mengambil tempat masing-masing untuk melindungi diri. 
8. Rabu, Pukul 05.30: Kendaraan pribadi maupun masyarakat yang berjalan kaki dilarang melintas di depan Mako Brimob. 
9. Rabu, Pukul 07.39: Penjagaan ketat masih dilakukan. Anggota Brimob dengan senjata laras panjan juga masih berjaga. Jalan Akses UI masih tetap tak bisa dilalui warga. Sejumlah mobilb pejabat Polri mulai berdatangan masuk ke dalam Mako Brimob.
DRAMA PEMBEBASAN BRIGADIR IWAN
Tim negosiator Kepolisian Republik Indonesia berhasil membebaskan Brigadir Kepala Iwan Sarjana yang menjadi sandera kelompok narapidana teroris di Rumah Tahanan Mako Brimob, Kamis 10 Mei 2019. 
“Brigadir Iwan Sarjana sudah berhasil untuk dibebaskan dalam keadaan hidup,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto di Gedung Korps Sabhara Baharkam Polri Direktorat Polisi Satwa, Jalan Komjen Pol M Jasin, Kota Depok, Kamis  dini hari. Iwan dibebaskan tim sekitar pukul 00.00 WIB. Saat dibebaskan, Iwan mengalami luka lebam di kepala dan beberapa bagian tubuhnya.
“Dan sekarang dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk dirawat,” ujar Setyo. Pembebasan tersebut merupakan buah kerja keras tim negosiator. Awalnya, tutur Setyo, penyandera meminta makanan kepada tim.
“Kita bujuk mereka mau membebaskan dulu,” ucapnya. Meski Iwan telah selamat, Setyo tak menjelaskan kemungkinan adanya sandera lain di luar anggota polisi. “Ya sandera polisi yang kita bebaskan dulu,” ujarnya. Sebelumnya, Korps Bhayangkara menyatakan Iwan merupakan anggota Densus 88 yang masih menjadi sandera narapidana terorisme. Lima anggota polisi yang menjadi sandera lainnya, telah meninggal karena dugaan penganiayaan menggunakan senjata tajam dan ditembak.
Sebelumnya, Setyo tak menampik‎ sejumlah tahanan atau narapidana  yang bukan masuk kelompok narapidana teroris Rutan Mako Brimob berpotensi menjadi sandera baru. Apalagi kondisi seluruh Rutan telah dikuasai kelompok penyandera. 
“Masih banyak di dalam yang harus diselamatkan, kita harus memperhatikan kemanusiaan, itu banyak tahanan yang bukan kelompok mereka,” kata Setyo Wasisto di pelataran Gedung Korps Sabhara Baharkam Polri Direktorat Polisi Satwa, Jalan Komjen Pol M Jasin, Kota Depok, Kamis  10 Mei 2018. ‎ Untuk itu, polisi menghitung dengan cermat terkait upaya penindakan tegas mengakhiri penyanderaan oleh para napi teroris.**

Berita terkait